Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Nasib Karyawan Merpati Masih Belum Jelas

tidak dijelaskan lebih lanjut, bagaimana pemerintah menyelesaikan hak-hak karyawan Merpati

Editor: Sanusi
zoom-in Nasib Karyawan Merpati Masih Belum Jelas
Tribunnews/Herudin
Pegawai PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (12/8/2014). Dalam aksi tersebut mereka menuntut pembayaran gaji yang belum dibayarkan selama delapan bulan serta uang Tunjangan Hari Raya (THR). TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hari ini, Senin (26/10/2015) menggelar agenda Laporan 1 Tahun Kementerian BUMN – Kabinet Kerja RI.

Rini Mariani Soemarno sebagai tuan rumah memberikan sepatah dua patah kata sambutan, yang mayoritas bernada apresiasi terhadap sejumlah perusahaan pelat merah yang dianggap telah mendukung terciptanya nawacita Presiden Joko Widodo.

Dimulai dari BUMN energi dan yang mengurusi proyek besar 35.000 megawatt (MW), lalu dilanjutkan dengan apresiasi terhadap BUMN karya yang dinilainya telah mendukung misi konektivitas melalui pembangunan infrastruktur.

Tak lupa pula, Rini memberikan apresiasi terhadap ‘darahnya proyek pembangunan’ yakni perbankan BUMN. Semua bernada positif, kecuali sinergi antara Pertagas-PGN.

Sambutan Rini lantas dilanjutkan oleh, ‘konsultan’ yang ditunjuk Rini untuk menilai kinerja BUMN setahun terakhir, yaitu Rhenald Kasali. Selama lebih kurang satu jam, panjang-lebar Rhenald memaparkan apa-apa yang sudah dilakukan dan telah dicapai oleh sejumlah perusahaan pelat merah baik di bidang energi, infrastruktur, maupun jasa keuangan.

Hingga sesi pemaparan berakhir, tak ada sedikitpun pesan bernada negatif, kecuali yang sudah disebutkan Rini yaitu Pertagas-PGN, dan ditambahkan oleh Rhenald yakni Pertamina-Angkasa Pura II.

Sayang memang, karena evaluasi satu tahun BUMN belum blakblakan mengungkap lebih-kurangnya kinerja Rini dan bawahannya.

Berita Rekomendasi

Soal BUMN yang hampir kolaps misalnya. Pada sesi tanya jawab dengan wartawan, Rini pun hanya meminta Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha BUMN, Aloysius K Ro untuk menjawab soal BUMN yang kolaps.

“Perihal BUMN rugi, yang under-restructed dan masih merugi itu ada 11 perusahaan,” kata Aloy.

Dari sebelas perusahaan tersebut, empat BUMN yang mulai membaik yakni PT Varuna Tirta Prakasya (Persero), PT Nindya Karya (Persero), PT Istaka Karya (Persero), dan PT Djakarta Lloyd (Persero).

“Terimakasih PLN, karena PLN satu-satunya BUMN yang menggunakan jasa DL, dan survive,” kata dia.

Selebihnya, sambung Aloy, perusahaan pelat merah masih merugi, yakni PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Leces (Persero), dan PT Iglas (Persero). Ketiga perusahaan tersebut sudah berhenti beroperasi sejak 2013.

“Prioritas sekarang memang stop bleeding sambil menata kembali aset-aset tetap, yang bisa dioptimalkan, perlu pembicaraan juga dengan panja aset,” kata dia.

Khusus untuk Merpati, dia bilang saat ini kementerian tengah memprioritaskan untuk menyelesaikan hak-hak karyawan. Sayang, tidak dijelaskan lebih lanjut, bagaimana pemerintah menyelesaikan hak-hak karyawan Merpati. (Estu Suryowati)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas