Lambat dan Mahalnya Tarif Internet Hambat Perkembangan E-Commerce di Indonesia
Meski terus mengalami pertumbuhan, industri e-commerce masih menghadapi tantangan berkaitan jaringan internet
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski terus mengalami pertumbuhan, industri e-commerce masih menghadapi tantangan berkaitan jaringan internet.
"Penetrasi internet bagus sampai 29 persen, tapi speed atau kecepatan rendah, harga internetnya mahal," kata Marine Novita dari Tim Humas Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) saat temu media di Jakarta, Rabu (28/10/2015).
Dikatakannya, warga Jakarta maupun kota besar lainnya memang tidak begitu merasakan, namun di wilayah lainnya akan terasa.
Industri e-commerce di Indonesia masih mungkin tumbuh lebih tinggi, mengingat saat ini 99 persen transaksi dilakukan secara offline.
"Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand kurang dari 1 persen. Singapura, Jepang, Amerika Serikat sudah di atas 4 persen," katanya.
Dikatakan General Manager - OLX Property Indonesia ini, tahun 2015 menjadi penting bagi industri e-commerce. Jika bisa melewati tahun ini Indonesia bisa menjadi negara terkuat di Asia untuk e-commerce.
Kalau bisa servive, tahun 2020 akan menjadi negara terkuat di Asia. Potensi transaksinya bisa mencapai 25 hingga 30 miliar dollar.
"Tentunya ini didukung infrastruktur yang baik," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.