Penumpang Adang Pesawat Lion Air, Manajemen Beri Penjelasan ke Kemenhub Besok
Daniel mengatakan, pihak Kementerian Perhubungan sudah menginvestigasi petugas Lion Air di Bandara Soekarno Hatta kemarin.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maskapai penerbangan Lion Air akan memberikan keterangan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan sehubungan kekacauan akibat delay pada, Sabtu (21 /11/2015) kemarin.
Diberitakan sebelumnya, penumpang Lion Air JT 898 tujuan Jakarta - Makassar mengamuk pada Sabtu (21/11/2015) kemarin akibat delay berkepanjangan tanpa pemberitahuan dari maskapai.
Situasi bertambah runyam saat para penumpang Lion Air JT 898 menghadang dan menginvasi pesawat Lion Air JT 778 yang juga bertujuan ke Makassar.
Usut punya usut, delay rupanya disebabkan karena pihak Lion Air tengah mengajukan izin pergantian pesawat dari tipe boeing ke tipe airbus.
"Kami akan berikan keterangan kepada pihak Dirjen Perhubungan Udara kalau ini bukan masalah kapasitas penumpang dan jumlah penjualan tiket, " kata Direktur Operasional Lion Air, Daniel Putut pada Minggu (22 /11/2015).
Daniel mengatakan, pihak Kementerian Perhubungan sudah menginvestigasi petugas Lion Air di Bandara Soekarno Hatta kemarin.
"Seluruh kru di Bandara Soekarno Hatta kemarin sudah diperiksa oleh pihak kementerian. Besok kami akan diperiksa untuk mengkroscek keterangan dari lapangan. Kami akan jelaskan yang sebenarnya, " kata Daniel.
Untuk diketahui, sebelumnya Lion Air sudah mengakui bahwa kejadian kemarin dipicu oleh miskomunikasi antara pihak komersil dan opersional maskapai.
Pihak komersil, menurut Daniel, terlambat memberitahu pihak operasional jika penerbangan JT 898 seharusnya menggunakan pesawat airbus.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi Djuraid menuturkan bahwa sejauh ini pihaknya belum menerima informasi lebih lanjut dari Lion Air.
"Kami harus dengar keterangan mereka dulu besok. Kami hanya bisa menyimpulkan sementara ini bahwa Lion Air tidak melakukan koordinasi yang baik di internalnya sehingga terjadilah kekacauan kemarin, " katanya.
Buktinya, kata Hadi, sudah sangat jelas. "Dari investigasi di lapangan, manifest penerbangan sudah jelas terdaftar untuk JT 898 jenis Boeing 737. Kalau harusnya pakai airbus, harusnya sudah dikoordinasikan sejak lama," kata Hadi.
Jumlah penumpang yang terdaftar pun kata Hadi, melebihi kapasitas Boeing 737. "Manifest pesawat tercatat ada 191 penumpang, terlalu banyak untuk sebuah pesawat Boeing 737," kata Hadi. (Banu Adikara)