Pertamina Harus Siap Tangani Blok Mahakam
Menteri ESDM Sudirman Said belum mau menyebutkan hasil valuasi aset Blok Mahakam.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sudah menghitung valuasi aset Blok Mahakam, Kalimantan Timur.
Nilai aset ini akan menjadi dasar penentuan harga 30% saham yang harus dibayar oleh PT Total EP Indonesie dan Inpex Corporation jika masih mau mengelola Blok Mahakam bersama PT Pertamina sebagai operator baru di blok ini.
Kepala Sub Bagian Humas SKK Migas Elan Biantoro mengatakan, tim dari SKK Migas sudah melakukan perhitungan nilai aset atau valuasi aset Blok Mahakam. Tim sudah memberikan laporan hasil penilaian aset Mahakam kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, pekan lalu.
Ada dua jenis valuasi aset yang telah diserahkan kepada Menteri ESDM. Pertama, status valuasi aset per Desember 2014. Kedua, status valuasi aset pada Desember 2017 mendatang. Dalam melakukan valuasi aset Blok Mahakam, SKK migas telah melibatkan Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation.
"Kami kasih range kemudian diestimasi oleh pihak independen, sudah keluar angka dan angkanya di dalam range yang kami perhitungkan. Kami sampaikan ke Pak Menteri," kata Elan kepada KONTAN pada Minggu (6/12/2015).
Menteri ESDM Sudirman Said belum mau menyebutkan hasil valuasi aset Blok Mahakam. "Saya tidak hafal," katanya singkat kepada KONTAN Minggu (6/12).
Biarpun valuasi aset sudah selesai, hingga kini Pertamina dengan PT Total EP Indonesie dan Inpex Corporation belum bersepakat. Seperti kita tahu, Pemerintah telah menawarkan porsi 30% kepada Total EP dan Inpex untuk berpartisipasi di Blok Mahakam.
"Kami juga masih menanti deal antara Pertamina dengan Total dan Inpex. Kalau mereka sudah deal kami siap melakukan penandatanganan production sharing contract (PSC)," ucap Elan.
Kementerian ESDM menargetkan penandatanganan kontrak PSC Blok Mahakam bisa dilakukan akhir 2016. Sudirman meminta PT Pertamina terbuka dan siap menghadapi semua kemungkinan, termasuk apabila operator Total dan Inpex akhirnya menolak bergabung. Menurut Sudirman, pemerintah memberikan waktu kepada Total EP dan Inpex Corp untuk ambil keputusan pada akhir 2015 ini.
Menanggapi ini, Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menegaskan, Pertamina sudah siap mengelola Blok Mahakam sendiri. Soal ada kemungkinan menggandeng mitra selain Total EP dan Inpex, Wianda hanya menyatakan, hingga saat ini pihaknya belum selesai membahas penghitungan saham dengan Total EP maupun Inpex.
"Akan kami finalisasi dulu," ujar Wianda kepada KONTAN, Minggu (6/11). (Febrina Ratna Iskana)