The Fed Naikkan Suku Bunga, Ekonom: BI Rate Sebaiknya Diturunkan
Bank sentral Amerika Serikat baru saja mengumumkan kenaikan suku bunga acuan atau Fed fund rate menjadi 0,25-0,5 persen
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve baru saja mengumumkan kenaikan suku bunga acuan atau Fed fund rate menjadi 0,25-0,5 persen setelah sebelumnya 0 persen sejak tahun 2006.
Lantas, apakah Bank Indonesia (BI) juga perlu untuk melakukan penyesuaian suku bunga?
Ekonom Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan, The Fed hanya akan menaikkan bunga secara bertahap dan perlahan-lahan. Hal ini seharusnya tidak perlu dikhawatirkan oleh pasar finansial.
Akan tetapi, ia menyatakan bahwa BI sebaiknya dapat menurunkan BI rate. Tujuannya adalah agar perekonomian dapat tumbuh lebih cepat.
Penurunan suku bunga, kata Purbaya, tidak akan membuat dana atau investasi asing keluar dari Indonesia.
"Kalau ekonomi kita bisa tumbuh lebih cepat karena bunga diturunkan karena kebijakan fiskal berjalan lebih cepat, harusnya investor asing akan investasi lagi di sini," ujar Purbaya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (16/12/2015).
Menurut Purbaya, dengan menurunkan suku bunga acuan, maka investor asing akan kembali tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Dengan mengalirnya dana yang masuk tersebut, maka nilai tukar rupiah pun akan menguat dan perekonomian nasional dapat tumbuh lebih cepat.
Dalam pengumumannya Rabu (16/12/2015) waktu setempat atau Kamis dini hari (17/12/2015) waktu Indonesia, The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuan menjadi 0,25-0,5 persen.
Kenaikan suku bunga acuan dilakukan dengan mempertimbangkan membaiknya perekonomian AS. Diharapkan suku bunga acuan tersebut akan terus naik hingga tahun depan di level 2,4 persen.(Sakina Rakhma Diah Setiawan)