Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Orang Indonesia Masih Pilih Nabung daripada Berinvestasi Reksa Dana

Hingga saat ini, dana kelola dan investasi reksadana di Indonesia tercatat baru sekitar 4 persen dari total nilai DPK (dana pihak ketiga) di bank

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Orang Indonesia Masih Pilih Nabung daripada Berinvestasi Reksa Dana
TheJakartaPost/R. Berto Wedhatama
Associate Retail Director PT Sucorinvest Asset Management, Ferial Fahmi (kiri) dan President Director PT. Sucorinvest Central Gani, Ratih D. Item (dua dari kiri) memberi pengarahan pada para staf PT Sucorinvest di acara peluncuran program kampanye Dicari Sejuta Investor di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu (4/9/2013). Kampanye ini untuk mengembangkan pasar retail reksa dana dalam negeri, sehingga masyarakat Indonesia dapat lebih aktif dan berperan serta dalam kegiatan ekonomi serta dunia usaha di Indonesia. (TheJakartaPost /R. Berto Wedhatama) 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Minat masyarakat untuk berinvestasi reksa dana masih sangat minim. Hingga saat ini, dana kelola dan investasi reksadana di Indonesia tercatat baru sekitar 4 persen dari total nilai DPK (dana pihak ketiga) yang ada di bank.

Menurut Presiden Direktur PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI), Legowo Kusumonegoro, dari data di Bank Indonesia diketahui bahwa nilai DPK dari nasabah bank saat ini mencapai Rp 4.700 triliun, sementara dana kelola investasi danreksadana hanya Rp 400 tirliun, atau sekitar 4 persen saja.

“Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih memilih menempatkan uangnya di perbankan. Mestinya, dana yang bisa dikelola melalui investasi dan reksadana ini bisa mencapai 40 persen,” kata Legowo di Surabaya, pekan kemarin.

Salah satu penyebab kondisi tersebut, menurut Legowo, karena masih minimnya edukasi dan sosialisasi mengenai investasireksadana. Sehingga, hingga masih banyak orang tidak menyadari jika investasi untuk masa depan itu penting.

Bahkan masyarakat masih cenderung memilih menabung di bank dengan return yang sebetulnya negatif lantaran dikurangi pajak dan inflasi.

Dengan alasan itulah, tahun depan MAMI memilih masih akan fokus pada aksi sosialisasi tentang manfaat investasi reksadana yang selama ini masih sangat kecil pengelolaannya.

“Tahun ini dan tahun depan, kami akan terus sosialisasi langsung ke berbagai kalangan. Termasuk ke komunitas ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar dan sebagainya. Tujuannya, untuk menanamkan pengetahuan reksadana seperti halnya dulu anak-anak diajarkan untuk menabung,” lanjutnya.

Berita Rekomendasi

Dengan gencarnya sosialisasi yang dilakukan, jumlah investor baru MAMI juga terus mengalami pertumbuhan. Setidaknya, setiap tahun ada penambahan investor baru hingga 12.500 investor.
Tahun 2015 ini, terhitung ada sekitar 12.000 investor baru direksadana MAMI, yang hingga akhir tahun nanti juga diperkirakan jumlahnya mencapai sekitar 12.500 investor

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas