Peluang Usaha: Lagi Ngetren, Bisnis Obat Herbal Yang Cukup Menjanjikan
Itu juga yang mendorong Ahmad Sodiqin gencar memasarkan produk obat herbalnya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Peluang bisnis obat herbal lumayan menjanjikan. Itu juga yang mendorong Ahmad Sodiqin gencar memasarkan produk obat herbalnya. Di bawah bendera CV Mutiara Berlian, ia menawarkan kerjasama keagenan dan subagen.
Belakangan ini, obat herbal sedang jadi tren. Bisnis obat herbal juga kian menjamur. Sejumlah pemilik bisnis obat herbal juga menawarkan kemitraan usaha gerai obat herbal. Salah satunya datang dari Ahmad Sodiqin yang mengusung brand CV Mutiara Berlian.
Saat ini Ahmad telah memiliki sekitar 150 mitra yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Antara lain Sumatera, Pulau Jawa, Mataram, Lombok, Merauke, Nabire, Jayapura, Sorong, dan Manokwari.
Para mitra ini terdiri dari perwakilan wilayah, distributor, agen, sub agen dan reseller. Saat ini ia hanya membuka investasi untuk keagenan dan sub agen.
Bagi yang berminat menjadi agen, CV Mutiara Berlian menawarkan paket investasi Rp 20 juta. Agen memperoleh produk, alat cek LBA, TV LED, alat kesehatan, terapi buku panduan, pelatihan keagenan, pelatihan internet marketing, dan support iklan radio.
Sementara paket sub agen dihargai Rp 5 juta. Fasilitasnya terdiri dari produk plus pelatihan terapi kesehatan. Produk utama yang ditawarkan adalah merek Agarillus. Dia mengklaim, produk kesehatan ini diproses dengan cara khusus.
Produk ini diklaim memiliki sejumlah khasiat bagi kesehatan tubuh. "Agarillus ampuh menyembuhkan berbagai macam penyakit. Antara lain obat kanker leher rahim dan payudara," klaim Ahmad dengan nada berpromosi.
Adapun produk pendukung lainnya adalah madu sari kurma, mint herbal, madu hitam pahit, madu temulawak, madu kupang, king's tea, spirmax herba, ovarimax herba, herba virgin, herbagin, herba dewa, cancer caps 1, cancer caps 2, herba gurah, dan jamu asma.
Agarillus dijual dalam dua kemasan, yakni botol dan saset. Satu botol Agarillus ukuran 330 mililiter (ml) yang dibanderol seharga Rp 150.000-Rp 250.000.
Sementara produk dalam kemasan saset ukuran 400 ml dijual seharga Rp 200.000-Rp 300.000. Sementara produk pendukung berkisar Rp 65.000-Rp 80.000 per unit.
Bila aktif berpromosi untuk mendongkrak penjualan, klaim Ahmad, agen dan sub agen mampu meraup omzet Rp 5 juta-Rp 10 juta per bulan. Dengan omzet sebesar itu, agen dan sub agen diproyeksikan bisa balik modal dalam waktu satu bulan sampai dua bulan. (Merlina M Barbara)