Pusat Perbeanjaan Harus Berbenah Diri karena MEA Sudah Dimulai
Handaka mengatakan, pusat perbelanjaan memiliki prospek yang amat cerah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) resmi dimulai pada tahin 2016.
Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi persaingan antara pusat-pusat perbelanjaan di Indonesia dengan pusat-pusat perbelanjaan di negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Menurut Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Handaka Santosa, pusat-pusat perbelanjaan di Indonesia harus segera berbenah diri.
Ia memberi contoh, caranya adalah dengan melakukan inovasi, memberikan pengalaman unik bagi pengunjung, dan interaktif.
Handaka mengatakan, pusat perbelanjaan memiliki prospek yang amat cerah.
Peritel yang menyewa ruang di pusat perbelanjaan tidak hanya berkontribusi di sektor pajak dan penerimaan, namun juga tenaga kerja.
"Ritel yang menyewa di pusat belanja akan membayar pinjaman (ruang), PPn, dan menyerap tenaga kerja. Setiap 30 meter ruang yang disewa memberi banyak tenaga kerja," kata Handaka di Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Terkait tenaga kerja, Handaka menyatakan, pihaknya ingin membentuk sebuah lembaga sertifikasi khusus untuk tenaga kerja di pusat perbelanjaan.
Tujuannya adalah agar tenaga kerja dapat lebih baik dan bisa diandalkan.
"Ini terkait dengan persaingan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kami ingin menciptakan lembaga sertifikasi sehingga mutu tenaga kerja lebih bagus dan diandalkan," ucap dia. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)