Pemerintah Diminta Tak Buat Regulasi Memberatkan Investor Bidang Farmasi
Namun alat untuk mentransformasi bahan mentah menjadi bahan baku sangatlah mahal dan mayoritas berasal dari negara lain.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Industri farmasi Indonesia masih bergantung bahan baku dari luar negeri. Banyak yang menilai hal tersebut ironi, mengingat di Tanah Air banyak tumbuhan penghasil zat yang terkandung dalam obat.
Namun alat untuk mentransformasi bahan mentah menjadi bahan baku sangatlah mahal dan mayoritas berasal dari negara lain.
Karena itu menurut Direktur Pengembangan Bisnis Kalbe Farma, Sie Johan, para pelaku bisnis perlu mentransfer teknologi dari pihak asing.
Selain itu Industri farmasi perlu didukung regulasi yang tak memberatkan investor asing di bidang farmasi, dalam menanam modal di Tanah Air.
"Pemerintah hendaknya membuat peraturan yang tidak memberatkan investor, agar terjadi transfer teknologi, sehingga dalam waktu dekat Indonesia sanggup memproduksi sendiri obat-obatannya," kata Johan di Jakarta, Minggu (24/1/2016).
Dengan begitu, lanjut dia, cita-cita pemerintah untuk membangun industri farmasi secara berdikari dapat tercapai.
Johan menilai saat ini pemerintah masih terkesan kaku dalam membentuk regulasi, hasilnya penanam modal enggan berinvestasi.
Padahal, pasar obat di Indonesia sendiri sudah terbentuk dan tersusun rapi, sehingga sayang jika program tersebut tidak segera terlaksana.
Untuk diketahui, sejumlah kalangan menilai, banyak pemasukan negara yang pupus dari tahun demi tahun karena industri farmasi Indonesia hanya berdagang obat, sedangkan produksi obat masih dilakukan di luar negeri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.