Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Soal Pabrik Tutup, Darmin Bantah Ada PHK Massal

Darmin mengakui, ada gelombang pemecatan di sejumlah perusahaan, tapi menurutnya hal itu tidak bisa diistilahkan sebagai PHK massal.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Soal Pabrik Tutup, Darmin Bantah Ada PHK Massal
TRIBUNNEWS/TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution sedang memberikan sambutan dalam acara peluncurkan program prioritas importasi bahan baku obat dan makanan yang digelar oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), di Hotel Lumire, Jl. Senen Raya, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2015). TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN 

Darmin Tegaskan Tidal Ada PHK Masal

Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Menteri Kordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution membantah ada gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di Tanah Air, sehubungan dengan sejumlah industri manufaktur elektronik seperti Toshiba dan Panasonic yang menutup pabriknya di Pasuruan, Karawang dan Bekasi. 

Sebaliknya, Darmin mengimbau semua pihak berhati-hati menggunakan istilah tersebut.

"Mana ada sih PHK masal, tidak ada," kata Darmin kepada wartawan usai menghadiri rapat di kantor Wakil Presiden RI, Jakarta Pusat, Kamis (4/2/2016).

Darmin juga mengimbau semua pihak memahami informasi PHK masal yang terjadi di pabrik Toshiba di Karawang, Jawa Barat, dan di pabrik Panasonic di Pasuruan, Jawa Timur.

"Coba cek pak yang bekas menteri Perdagangan (Rahmat Gobel, dia kan (salah satu pemilik) Panasonic," katanya.

Berita Rekomendasi

Namun mantan Gubernur Bank Indonesia ini mengakui, ada gelombang pemecatan di sejumlah perusahaan di Indonesia, termasuk kedua perusahaan tersebut. Tapi menurutnya hal itu tidak bisa diistilahkan sebagai PHK masal.

Kelesuan yang terjadi di dua perusahaan tersebut sehingga kebijakan pengurangan karyawan harus diambil, menurut Darmin bisa hal itu juga disebabkan faktor internal dari perusahaan.

"Bisa saja ada (pemecatan) karena kalah bersaing dengan perusahaan Korea, Tiongkok, bisa," terangnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas