BNI Kejar Dana Murah Sampai ke Hong Kong
Potensi dana tabungan dari masyarakat Indonesia yang bekerja di Hong Kong relatif besar.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- BNI Syariah menargetkan tahun 2016 pertumbuhan dana murah bisa lebih tinggi dari sebelumnya.
Salah satu hal yang dilakukan oleh anak usaha Bank BNI Persero Tbk ini adalah dengan mengincar penambahan rekening Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong. Saat ini BNI Syariah mempunyai DPK yang berasal dari TKI sebesar Rp 150 miliar.
Direktur Bisnis BNI Syariah BNI Syariah Imam Teguh Saptono mengatakan, potensi dana tabungan dari masyarakat Indonesia yang bekerja di Hong Kong relatif besar.
Sampai 2015 lalu warga negara Indonesia yang bekerja di daerah otonomi khusus China ini, mencapai 150 ribu atau sekitar 12 persen dari total WNI yang bekerja di luar negeri.
“Untuk menggenjot dana murah, kami akan fokus ke pengelolaan tabungan TKI, ” ujar Imam, Kamis, (11/2/2016).
Saat ini menurut Imam, BNI Syariah sudah mengelola sebesar 14.000 rekening TKI di Hongkong, Macau dan Taiwan.
Selain akan menggenjot dana murah, kedepannya BNI Syariah akan fokus ke bisnis remittance dan penyediaan pembiayaan multiguna berbasis syariah seperti umroh, renovasi rumah dan pendidikan.
Imam mengatakan, BNI Syariah saat ini sedang melakukan penjajakan pengembangan bisnis TKI. Jadi untuk moden bisnis yang cocok menurut Imam saat ini masih dalam tahap pengembangan.
Jika ini berhasil, menurut Imam hal ini ditargetkan bisa menyumbang kenaikan CASA dari TKI luar negeri sebesar 50 persen. “Mudah-mudahan semester 1 2016 ini sudah bisa berjalan,” ujar Imam.
Sebagai informasi pada 2015 lalu, tercatat, dana murah BNI Syariah menyumbang 46,15 persen dari total DPK perusahaan. Kontribusi CASA ini menyumbang kenaikan 18,94 persen dari DPK BNI Syariah pada 2015.
Tercatat sampai 2015 DPK perseroan adalah sebesar 3,07 triliun.
Reporter Galvan Yudistira
Editor Yudho Winarto