Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menggeser Gemstone, Pamor Kayu Gaharu Kini Mulai Naik Daun

Setiap hari, terutama saban akhir pekan, Anda akan mudah menemukan wisatawan asing, terutama dari Timur Tengah berburu gaharu di Mangga Dua Square.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Menggeser Gemstone, Pamor Kayu Gaharu Kini Mulai Naik Daun
ISTIMEWA
Wisatawan asal Timur Tengah bertransaksi membeli serbuk gaharu di lantai dasar Mal Mangga Dua Square, Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Anda pernah mendengar istilah kayu gaharu? Ya kayu ini belakangan sedang naik daun. Pamornya kini mulai naik, menggeser pamor batu-batuan (gemstone) yang belakangan mulai memudar.

Kayu gaharu kini menjadi komoditi yang diminati masyarakat karena aroma wanginya. Tak sedikit wisatawan asing yang memburu gaharu Indonesia untuk dibeli sebagai oleh-oleh.

Anda tak percaya? Datanglah ke lantai dasar (ground floor) Mangga Dua Square di Jl Gunung Sahari, Jakarta Utara. Di sana, ada sekitar 100-an pedagang gaharu yang memajang aneka produk gaharu sampai kayu cendana yang harum aroma kayunya ke pengunjung.

Setiap hari, terutama saban akhir pekan, Anda akan mudah menemukan wisatawan asing, terutama dari China dan Timur Tengah seperti Arab Saudi yang datang kesini untuk berburu kayu gaharu.

Ridwan Effendy, salah satu pedagang kayu gaharu mengatakan, wisatawan dari China dan Timur Tengah sangat menyukai gaharu asal Indonesia karena kualitasnya yang bagus serta aroma wanginya yang mendatangkan efek menenangkan.

Gaharu sendiri amat beragam jenisnya dengan aroma wangi yang dihasilkan yang juga beragam. Umumnya, gaharu dibakar untuk diambil asapnya sebagai aroma theraphy.

Gaharu yang dijual di mal ini umumnya didatangkan dari berbagai pelosok hutan di di Tanah Air, seperti Papua dan Kalimantan.

BERITA TERKAIT

Gaharu dihasilkan dari proses kimiawi alamiah di dalam hutan. Wujudnya berupa kayu berwarna kehitaman yang mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga/genus Aquilaria, terutama A. malaccensis.

Resin ini sejak lama digunakan dalam industri wangi-wangian (parfum dan setanggi) karena berbau harum.

Sejak 2000 tahun lalu Gaharu telah menjadi komoditi penting dalam perdagangan antara pedagang dari Kepulauan Nusantara dengan para saudagar dari India, Persia, Jazirah Arab, bahkan Afrika Timur.

Seperti yang terlihat Sabtu (20/2/2016) lalu, sejumlah wisatawan Timur Tengah menyambangi stand penjualan gaharu milik Ridwan di salah satu sudut GF Mall Mangga Dua.

Setelah ngobrol sebentar dengan dua karyawan Ridwan dalam bahasa Arab, dua wisatawan asal Arab Saudi tersebut langsung membawa pulang beberapa jenis kayu gaharu.

"Biasanya wisatawan Timur Tengah suka gaharu yang ini, aromanya sangat mereka sukai," ujar salah satu karyawan Ridwan sambil menunjuk ke wadah berisi potongan (tepatnya serpihan) kayu gaharu di meja.

Umumnya, wiwsatawan meminta dilakukan demo, dengan membakar contoh gaharu yang mereka minati sebelum membeli Dari sana, mereka bisa merasakan langsung sensasi wangi aroma kayu gaharu yang diingini.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas