Jaringan Gas Kota Hemat Uang Belanja Ibu Rumah Tangga
Happy menjelaskan jika menggunakan tabung elpiji, harus membeli 4 tabung satu bulan. Sedangkan saat memakai jargas, hanya Rp 70 ribu
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Asap mengepul dari panci di atas kompor. Aroma sop dengan kaldu ayam menyebar keluar dari dapur.
Api kompor pun mulai dikecilkan, tanda masakan sudah siap disajikan.
Hal menarik dari pemandangan dapur rumah milik Hapy Yohadi Janadin (36), tidak menggunakan tabung elpiji yang berwarna-warni saat ini.
Gas yang dihasilkan untuk memasak lima anggota keluarga Happy berasal dari jaringan gas (jargas) yang dibangun oleh Pertamina Gas (Pertagas).
Wanita yang tinggal di Desa Medaeng, Sidoarjo mengaku tidak pusing menggunakan jargas. Pasalnya harga yang harus digelontorkan setiap minggunya tidak semahal dibandingkan pakai tabung gas.
"Saya pakai sejak 2011 sampai sekarang, kalau dibanding LPG lebih hemat uang belanja pakai ini," ujar Happy di rumahnya, Sidoarjo, Sabtu (28/2/2016).
Happy menjelaskan jika menggunakan tabung elpiji, harus membeli 4 tabung satu bulan. Sedangkan saat memakai jargas, Happy hanya butuh merogoh kantong sebesar Rp 70 ribu.
"Totalnya Rp 70 ribu untuk biaya gas kalau sering pakai," Happy yang mengenakan kerudung coklat dan baju biru muda saat itu.
Pada awalnya Happy mengaku takut adanya pipa gas yang muncul ke permukaan dapur rumahnya. Karena hal tersebut tidak pernah ia lihat sebelumnya.
Namun sejak ada sosialisasi dari Kementerian ESDM, ibu dari satu anak itu lebih yakin bahwa jargas bisa membantu masyarakat ketergantungan tabung elpiji. Apalagi saat ini harga tabung tersebut semakin hari menjadi mahal.
"Jujur ya mas awalnya saya takut pakai pipa gas," papar Happy.
Wilayah Kabupaten Sidoarjo bisa memakai jaringan gas kota berkat cucu perusahaan dari PT Pertamina (persero), PT. Pertagas Niaga.
Pada awalnya program pemasangan pipa jaringan gas untuk kebutuhan rumah tangga gratis diberikan, namun masih banyak yang belum ingin mendapatkannya karena masih takut bahaya gas bocor di dalam rumah.
Ke depannya Pertamina melalui anak usahanya PT Pertagas, berusaha menyambungkan seluruh jargas di pulau Jawa.
Hal itu menyusul pembangunan pipa gas open access dari Blok Kangean menuju ujung pulau Jawa di Ujung Kulon.