Qualcomm: Wearable Device akan Jadi Kebutuhan Harian Layaknya Baju dan Sepatu
IDC memperkirakan, angka pengapalan perangkat wearable bakal mencapai 111 juta unit pada 2016 -naik 44 persen dari 2015.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BARCELONA- Popularitas wearable device alias gadget yang dikenakan di tubuh seperti arloji dan gelang pintar semakin menanjak.
Lembaga riset pasar IDC, misalnya, akhir tahun lalu memperkirakan bahwa angka pengapalan perangkat wearable bakal mencapai 111 juta unit pada 2016 -naik 44 persen dari 2015.
Senada dengan estimasi IDC, Qualcomm, salah satu pabrikan yang aktif memproduksi chip untuk wearable pun meramal, penggunaan perangkat ini bakal semakin jamak di kalangan konsumen di masa yang akan datang.
“Dalam lima tahun ke depan akan ada sangat banyak alat elektronik yang terhubung ke internet, entah yang dikenakan di tubuh, di dalam mobil, ataupun di lingkungan kota,” ujar Senior Director & Business Lead Smart Wearable Segment Qualcomm, Pankaj Kedia di sela ajang MWC 2016 di Barcelona, Spanyol, minggu lalu.
Menurut Pankaj, wearable device akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat smart city yang serba terkoneksi.
Bersama dengan perangkat-perangkat IoT lainnya, wearable device bisa tersambung ke jaringan cloud baik secara mandiri atau melalui ponsel, untuk mengirim aneka data seperti informasi kesehatan pemakainya.
Selain itu, berbeda dari smartphone yang umumnya cukup dimiliki sebanyak satu atau dua buah, setiap orang bisa memiliki banyak wearable device karena bentuk dan fungsinya yang beraneka ragam, dari sepatu hingga kacamata pintar.
“Sama halnya dengan baju atau sepatu, konsumen akan memiliki beberapa wearable untuk keperluan berbeda,” imbuh Kedia.
Baru permulaan
Qualcomm sendiri baru aktif menekuni segmen wearable device pada 2013 lalu. Dalam waktu 18 bulan, Kedia mengklaim bahwa pabrikan asal AS tersebut telah berhasil mendominasi kancah wearable device untuk kategori smartwatch berbasis Android Wear.
Sebanyak 9 dari 10 desain produk jenis ini, ujar dia, dibangun di atas platform Snapdragon milik Qualcomm.
Beberapa waktu lalu Qualcomm juga telah mengumumkan kehadiran chip baru untuk arloji-arloji pintar, Snapdragon Wear 2100, yang mengetengahkan konsumsi daya lebih irit dan ukuran fisik lebih kecil sembari mempertahankan kelengkapan konektivitas yang mencakup Bluetooth, GPS, hingga 3G dan LTE.
“Sejauh ini sudah ada 25 desain perangkat Snapdragon Wear 2100 yang sedang dikembangkan, termasuk dari LG. Bakal ada banyak pengumuman lagi tahun ini karena wearable device adalah salah satu segmen yang kami genjot di bidang IoT,” terang Kedia sambil menunjukkan prototipe perangkat pertama yang berbasis Snapdragon Wear 2100.
Kedia meyakini pasaran wearable device bakal terus tumbuh. Dia menyamakan kondisi market wearable saat ini dengan masa-masa awal pasaran smartphone sebelum mengalami booming.
“Sekarang ini kita masih di masa permulaan, baru dua tahun berjalan dari masa sepuluh tahun. Saat menengok kembali ke masa dua tahun tersebut, kita bisa melihat bahwa tingkat pertumbuhan wearable adalah salah satu yang paling tinggi dibandingkan kategori gadget lain,” pungkas Kedia.