TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah sangat paham dengan industri mebel. Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo, sebelumnya adalah pengusaha mebel.

Dalam sambutannya di acara pembukaan International Furniture Expo (IFEX), di Jakarta International (JI) Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (11/3/2016), Jusuf Kalla, menyebut industri mebel, adalah salah satu industri yang bisa diandalkan, di tengah pelambatan saat ini.

"Karena kita ketahui sektor ini memberikan lapangan kerja, devisa. walaupun perlu ditingkatkan dengan baik," ujarnya.

Pemerintah pun mendukung upaya-upaya untuk memajukan industri tersebut, termasuk rencana para pengusaha mebel mendongkrak ekspor mebel asal Indonesia.

Dua hal yang mendukung industri mebel, adalah ketersediaan bahan baku, dan logistik. Faktor bahan baku lah yang membuat ia sempat mengeluarkan kebijakan ekspor rotan dari Sulawesi, alasannya adalah untuk mendukung industri di pulau Jawa.

Di Sulawesi industri mebel juga sempat digalakan. Namun akhirnya mati, karena ongkos logistik dari Sulawesi lebih mahal dari ongkos di Jawa, alhasil pengusaha Sulawesi pun kalah bersaing.

Ia juga menyebutkan bahwa pengusaha mebel juga harus kreatif, dan bisa membaca selera pasar. Bila gagal melaksanakan hal itu, maka konsumen bisa lepas.

"Jaman dulu (mebel) selalu dari (kayu) jati, kuat (untuk) seratus tahun, sekarang tidak lagi, karena tiap sepuluh tahun mau ganti desain, sekarang (masyarakat) mau yang ringan," ujarnya.

Untuk menjamin industri mebel akan terus berkembang, Jusuf Kalla menjanjikan para pengusaha bahwa tahun depan suku bunga bank akan diturunkan. Sehingga pengusaha punya akses lebih terhadap modal.

"Kita (juga) buat sistem, sehingga (bank) tidak bisa naikkan (bunga) seenaknya," ujar Jusuf Kalla.

Selain iitu pemerintah juga akan membuat sistem, agar buruh lebih terjamin, sehinngga pengusaha memiliki kepastian lebih dari para pekerja mereka.