JAS Bertanggung Jawab Tangani Ground Handling Pesawat Trans Nusa yang Bertabrakan di Bandara Halim
JAS sudah mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab menangani penerbangan Transnusa di Bandara Halim.
Editor: Choirul Arifin
Teka-teki nama perusahaan ground handling, yang menarik pesawat Transnusa 42-600 saat berbenturan dengan pesawat Batik Air ID 7703 di Bandara Halim Perdanakusuma terkuak.
Perusahaan tersebut adalah PT Jasa Angkasa Semesta Tbk (JAS). JAS sudah mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab menangani penerbangan Transnusa di Bandara Halim.
Head of Corsec dan Legal JAS Yoyok Priyowiwoho menuturkan, perusahaan menyerahkan investigasi insiden itu kepada pihak yang berwenang yakni Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Kami akan tunduk pada hasil investigasi dan rekomendasi yang dihasilkan dalam proses ini," kata Yoyok dalam siaran pers, Jakarta, Selasa (5/4/2016).
Ia menegaskan, sebagai perusahaan ground handling, pihaknya memegang sertifikasi IATA Safety Audit for Ground Operation (ISAGO).
IATA merupakan Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional. "JAS senantiasa berupaya tunduk dan patuh pada setiap aturan operasional yang berlaku dalam lingkup domestik maupun internasional," kata Yoyok.
JAS menyatakan turut prihatin atas terjadinya insiden penerbangan antara pesawat Transnusa dan Batik Air.
Perusahaan pun akan menunggu rekomendasi dan kesimpulan investigasi KNKT.
Seperti diketahui, saat terjadi insiden benturan, pesawat Transnusa sedang ditarik oleh towing car ke taxi way dalam proses pemindahan tempat parkir.
Di saat yang bersamaan, pesawat Batik Air sedang dalam proses tinggal landas. Akibatnya, tabrakan tak bisa dihindari.
Pesawat ATR rusak pada bagian ekor pesawat dan sayap bagian kiri, sedangkan pesawat Batik Air rusak pada bagian ujung sayap sebelah kiri.
Kemenhub memastikan tidak terdapat korban jiwa pada kecelakaan ini. Semua penumpang dan kru pesawat pesawat dapat dievakuasi dengan selamat.
Penulis: Yoga Sukmana