Pertumbuhan Ekonomi Tetap, Defisit Anggaran Melebar
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, mengatakan pemerintah butuh investasi lebih banyak dari berbagai pihak, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam draft Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tetap di level 5,3 persen.
Namun di sisi lain defisit akan melebar. Dikarenakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Sumber Daya Alam (SDA), serta Pajak Penghasilan (PPh) minyak dan gas turun Rp 17 triliun, akan diturunkan targetnya.
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, mengatakan pemerintah butuh investasi lebih banyak dari berbagai pihak, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun demikian, kondisi ekonomi global telah memaksa pemerintah, untuk tidak berharap banyak dari penerimaan.
"Karena itu selisihnya itu haruslah ditambah dengan utang, atau lainnya, dengan itu artinya defisit," kata Jusuf Kalla kepada wartawan, di kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2016).
Sementara itu untuk nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sepanjang kuartal ke dua 2016, menurut Jusuf Kalla, pemerintah cukup optimis.
"Sekarang kan ekonomi amerika (serikat) dan lain-lainnya kan ikut melemah juga, China dan sebagainya, boleh dibilang terjadi kstabilan," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.