Blue Bird dan Express Masih Was-was Aplikasi Taksi
Saat menghadapi gempuran aplikasi transportasi, Express langsung melebarkan sayap bisnis dengan meluncurkan taksi komisi berlabel Eagle.
Editor: Choirul Arifin
Efeknya ternyata masih Blue Bird rasakan hingga kuartal satu tahun ini. Soalnya Grab masih menerapkan tarif subsidi meskipun tidak sebesar saat awal beroperasi.
Menurut Robert, dengan kondisi pasar bisnis taksi yang kurang sehat dengan kehadiran aplikasi transportasi, membuat laju bisnis perusahaan ini masih berat. Namun, ia masih belum bisa memberi informasi potensi pendapatan BIRD di kuartal satu tahun ini.
Lantaran kondisi belum stabil, manajemen Blue Bird pun masih belum memutuskan adanya tambahan armada untuk tahun ini. Kalau pun ada tambahan, katanya, kemungkinan untuk peremajaan armada yang sudah tua.
Lagi-lagi ia membandingkan dengan jumlah armada aplikasi transportasi yang bisa menambah armada secara bebas. Berbeda dengan perusahaan taksi seperti Blue Bird.
Kalau ingin tambah armada harus berpatokan pada izin taksi yang didapat dari pemerintah daerah setempat. "Bila demand tidak kuat (di suatu daerah) bisa terjadi over supply," ujarnya.
Meski begitu, Blue Bird tidak patah arang. Bulan depan, perusahaan transportasi ini akan merilis pengembangan aplikasi transportasi yang tengah digodok.
Blue Bird mengklaim, aplikasi ini lebih lengkap secara fitur dari aplikasi sebelumnya. Nanti, BIRD akan menyiapkan aplikasi tersebut dalam versi android dan iOS.
Reporter: RR Putri Werdiningsih