Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Blue Bird dan Express Masih Was-was Aplikasi Taksi

Saat menghadapi gempuran aplikasi transportasi, Express langsung melebarkan sayap bisnis dengan meluncurkan taksi komisi berlabel Eagle.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Blue Bird dan Express Masih Was-was Aplikasi Taksi
Tribunnews/Herudin
Penyandang disabilitas mencoba layanan taksi lifecare untuk difabel saat peluncurannya di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2014). Layanan inovatif dari PT Blue Bird merupakan layanan taksi pertama di Indonesia yang di desain khusus bagi penyandang difabel, ibu hamil, dan lansia. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kehadiran aplikasi transportasi yang mulai marak sejak tahun lalu masih belum berpengaruh terhadap kinerja perusahaan taksi domestik.

Baik PT Blue Bird Tbk (BIRD) maupun PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI), mencatatkan kinerja yang membaik tahun lalu dibandingkan 2014.

David Santosa, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Express Transindo Utama menjelaskan, kenaikan pendapatan tahun lalu berkat hasil dari diversifikasi bisnis.




Saat menghadapi gempuran aplikasi transportasi, Express langsung melebarkan sayap bisnis dengan meluncurkan taksi komisi berlabel Eagle.

Selain itu, perusahaan ini juga terjun ke bisnis sewa bus pariwisata serta  mengembangkan aplikasi pemesanan armada Express yaitu My Trip.

Hasilnya, pendapatan Express bertambah 9% dari Rp 889,72 miliar menjadi Rp 970,09 miliar tahun lalu.

"Tapi kami juga harus mengeluarkan dana besar untuk menset-up bisnis, itu menekan pertumbuhan laba," katanya, Senin (11/4/2016).

BERITA TERKAIT

Laba Express tahun lalu tergerus cukup dalam dari Rp 117,56 miliar di akhir 2014 menjadi Rp 32,26 miliar pada 2015. Salah satu biaya yang harus TAXI keluarkan adalah untuk kepentingan promosi.

Nah, untuk tahun ini, David berharap kinerja Express bisa lebih baik lagi dari tahun lalu lantaran ada aplikasi My Trip yang mulai bergigi.

Meski begitu, ia berharap pemerintah bisa berlaku adil dalam menerapkan regulasi antar pemain aplikasi transportasi seperti Uber atau GrabCar. Bila tarif aplikasi transportasi tersebut masih dibawah harga pasar bisa menyulitkan perusahaan transportasi termasuk TAXI untuk bersaing.

Apalagi, tarif taksi sudah diputuskan untuk dipangkas sebagai imbas dari harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan premium turun.

Belum tambah armada

Sementara itu Robert R. Refimasie, Direktur Keuangan PT Blue Bird Tbk mengaku kenaikan pendapatan BIRD tahun lalu karena hasil kinerja di awal tahun yang masih positif. Tahun lalu, pendapatan BIRD tumbuh 15% dari Rp 4,76 triliun menjadi Rp 5,47 triliun. Adapun laba perusahaan ini masih bisa naik 12,8% menjadi Rp 824,03 miliar.

Memang ia mengakui di awal 2015, aplikasi transportasi semacam Uber sudah beroperasi. Tapi untungnya kinerja Blue Bird belum terganggu. Tapi tatkala Grab mulai mengembangkan layanan Grabcar di November 2015, dengan tarif 40% di bawah argo Blue Bird, plus dukungan subsidi dari investor Grab kinerja Blue Bird terganggu.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas