Elnusa Bersiap Garap Bisnis Pembangkit Listrik
Bisnis baru ini akan digarap lantaran bisnis pengeboran dan penyewaan rig migas yang selama ini Elnusa geluti sedang lesu.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Perusahaan jasa penunjang minyak dan gas (migas), PT Elnusa Tbk bakal fokus melakukan diversifikasi bisnisnya di tahun ini.
Jika sebelumnya Elnusa banyak menggarap jasa penunjang migas kini mereka menjajal bisnis pembangkit listrik dan bisnis jasa survei seismik.
Bisnis baru ini akan digarap lantaran bisnis pengeboran dan penyewaan rig migas yang selama ini Elnusa geluti sedang lesu.
Tolingul Anwar Direktur Utama Elnusa Tbk mengatakan, bisnis pembangkit setrum ini mereka lakukan demi memanfaatkan gas buang atau flare gas dari kilang liquefied petroleum gas (LPG) dan liquefied natural gas LNG yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) minyak dan gas bumi.
Selama ini, flare tersebut terbuang begitu saja.
"Saat ini kami masih dalam proses administrasi, masih bertemu dengan Chevron, Pertamina dan kontraktor lainnya untuk memanfaatkan flare gas dari sumur–sumur mereka," ujarnya Kamis (28/4/2016).
Apalagi, flare gas saat ini sudah bisa menjadi bahan baku LPG dari Sumur Sukawati, Blok Tuban, Jawa Timur. Rencananya, proyek pembangkit yang memanfaatkan flare gas ini akan tersebar diseluruh Indonesia.
Anwar menyebut, potensi flare gas yang keluar dari sumur–sumur migas yang ada di Indonesia mencapai 200 mmscfd. Sebagai gambaran, flare gas 0,7 mmscfd sudah bisa membuat pembangkit bertenaga 700 Kilo Volt Ampere (kVA).
"Nanti kami akan join venture dengan perusahaan dari luar, tapi belum bisa announce," imbuh Anwar.
Selain masih merahasiakan mitranya dari luar negeri, emiten dengan kode saham ELSA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini belum memberikan perincian kebutuhan investasi untuk membangun pembangkit berbahan bakar flare ini.
Menurut Anwar, mitra asing tersebut akan berperan sebagai pihak yang akan mengoperasikan dan membangun konstruksi pembangkit.
'Namun hingga ini ELSA belum memiliki gambaran berapa besar kapasitas pembangkit yang akan dibangun, berikut kebutuhan investasinya.
Meskipun sedang bersemangat menjajal bisnis baru pembangkit berbahan bakar flare, perusahaan ini justru membatalkan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga gas.
Semula perusahaan ini ingin membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTMG) berkapasitas 100 megawatt di Bali.