Kuartal Pertama 2016 Lippo Cikarang Tbk Catat Laba Rp 223 Miliar
Perseroan fokus mengembangkan world class mixed use - the Globally Connected City Orange County seluas 322 hektar dengan investasi Rp 250 triliun
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Kuartal pertama 2016 PT Lippo Cikarang Tbk melaporkan pendapatan sebesar Rp546 miliar, dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp553 miliar.
Laba bersih untuk kuartal pertama sebesar Rp223 Miliar, sementara total aset tumbuh satu persen menjadi Rp5,54 triliun dari Rp5,47 triliun pada tahun 2015.
Laba bruto LPCK untuk kuartal pertama menurun sebesar 16% yoy menjadi Rp280 miliar dari Rp333 miliar pada tahun 2015 yang disebabkan penjualan lahan industri kerjasama operasi (KSO) di Delta Silicon 8 dengan profit marjin yang lebih tipis.
EBITDA menurun sebesar 20% yoy menjadi Rp242 miliar, sementara laba bersih menurun 19% menjadi Rp223 miliar dari Rp275 miliar untuk periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan dari Hunian dan Apartemen tumbuh 7% menjadi Rp194 miliar dari Rp181 miliar dibanding periode yang sama tahun 2015 atau menyumbang 35% dari total pendapatan.
Pendapatan dari Divisi Industri sebesar Rp176 miliar menyumbang 32% terhadap total pendapatan.
Pendapatan dari Pengelolaan Kota, naik 12% menjadi Rp50 miliar di Q1 2016 dari Rp 45 miliar di periode yang sama tahun 2015, memberikan kontribusi sebesar 9% terhadap total pendapatan LPCK.
Pendapatan Recurring LPCK naik sebesar 9% yoy menjadi Rp62 miliar dan memberikan kontribusi sebesar 11% dari total pendapatan Perseroan di kuartal I tahun 2016.
Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk Toto Bartolomeus, mengakui pihaknya terhindar dari perlemahan pasar properti yang tercermin pada hasil kuartal pertama untuk development properti.
Strategi kami di tahun 2016 mencakup produk rumah tinggal dengan segmen menengah dan menengah atas yang akan diluncurkan di semester kedua tahun 2016.
"Kami akan terus fokus mengembangkan kawasan world class mixed use - the Globally Connected City Orange County seluas 322 hektar dengan investasi senilai Rp 250 triliun, sebagai proyek berkesinambungan untuk pertumbuhan masa depan LPCK," katanya.
Sementara itu, pemerintah secara bertahap mengungkapkan rincian tentang kepemilikan properti Indonesia oleh orang asing dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala BPN no. 13/2016 yang memberikan penjelasan lebih rinci sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap properti.
LPCK adalah pengembang kawasan perkotaan dengan luas sekitar 3.000 hektar di mana industri sebagai basis ekonomi.
LPCK telah berhasil membangun lebih dari 14.000 hunian, dengan populasi 47.700 dan 448.000 orang yang bekerja setiap hari disekitar 920 perusahaan manufaktur yang tersebar di kawasan industri Lippo Cikarang.
LPCK merupakan anak perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk ("LPKR"). LPKR adalah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah aset dan pendapatan, yang tercatat di Bursa Efek indonesia, dan didukung oleh land bank yang serta recurring income yang solid. Bisnis LPKR terdiri Residensial / Township, Retail Malls, Hospitals, Hotels dan Asset Management.
LPCK adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki Kapitalisasi pasar sebesar IDR5,22 Triliun atau setara US$412 Juta pada 22 April, 2016.