Hunian Hotel di Indonesia tak Pernah Surut kata Chief Operations Officer Premier Inn International
Jaringan hotel internasional di Indonesia terus bertumbuh, ibarat cendawan di musim hujan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Jaringan hotel internasional di Indonesia terus bertumbuh, ibarat cendawan di musim hujan.
Salah satunya, Premier Inn, operator asal Inggris, melebarkan sayapnya ke Yogjakarta.
Hotel tersebut siap membidik wisatawan mancanegara maupun domestik melalui pembukaan Premier Inn Yogjakarta Adisucipto.
“Tren hunian kamar hotel di Indonesia tak pernah surut. Pertumbuhannya sangat pesat. Terutama Yogja yang sudah menjadi kota tujuan wisata. Bagi kami, Indonesia adalah pasar yang sangat strategis,” papar Chief Operations Officer Premier Inn International, Adam Nicholls, Selasa (3/5).
Kawasan di sekitar Bandara Adisutjipto akhirnya jadi persinggahan Premier Inn International. Lokasinya sangat strategis, dekat bandara, akses ke Yogja dan Solo, Candi Prambanan dan Ratu Boko satu garis dengan Borobudur. Ini sangat memudahkan aktivitas tamu bisnis maupun turis.
“Termasuk bagi mereka yang berkunjung ke Jogja sekadar transit antar penerbangan. Premier Inn International juga tidak jauh dari pusat perbelanjaan dan destinasi wisata seperti Jalan Malioboro dan Keraton Jogjakarta,’’ urainya.
Chief Executive Officer Premier Inn International, Aly Shariff, menyambut baik kerja sama dengan operator hotel internasional.
Pemilihan Premier Inn tidak terlepas dari latar belakang yang ditetapkan sebagai jaringan hotel terbesar di Inggris oleh Which Survey pada 2015.
Tercatat sudah lebih dari 700 hotel bujet dan 60.000 kamar di Inggris dan Irlandia. Termasuk di dalamnya delapan hotel Premier Inn di seluruh Uni Emirate Arab dan India.
Perusahaan ini juga akan membangun membangun hotel di Thailand, Singapore dan Malaysia.
“Saya sangat yakin, kehadiran Premier Inn Yogyakarta Adisucipto akan memberikan standar tersendiri untuk industri pariwisata, khususnya di Jogja,” terangnya.
Sebagai pengelola, Premier Inn investasikan dana sekitar US$ 40.000 sampai US$ 50.000 per kamar dengan luas kamar sekitar 21 meter persegi. Premier Inn mengincar keluarga dan bisnis yang membutuhkan kunjungan singkat.
"Harga yang bersaing dengan brand yang dikenal menjadi strategi kami. Sebagai hotel bujet, penawaran maupun fasilitas yang dimiliki Premier Inn International bisa memberikan nilai tambah bagi para tamu hotel. Selain tempat menginap, hotel ini juga menyediakan fasilitas meeting rooms,” jelasnya.
Menpar Arief Yahya menyambut gembira pembukaan Premier Inn Hotel di Yogja itu. Teoriny, sebuah destinasi harus memiliki 3A, Atraksi, Akses dan Amenitas. Hotel, resto, cafe, mal, convention center, exhibition termasuk dalam amenitas, yang memang harus disiapkan untuk semua level.