AP II Bangun PLTG di Bandara Soekarno Hatta Investasi Rp 1 Triliun
Kebutuhan listrik di bandara Soekarno Hatta saat ini mencapai 60 megawatt (MW). Jika terminal baru selesai
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bandara Soekarno Hatta di 2017, akan menambah terminal baru. Dalam pengoperasiannya dipastikan butuh tambahan pasokan listrik.
PT Angkasa Pura II (AP/persero) menggandeng PT Wijaya Karya (Wika/persero) Tbk dan Perusahaan Gas Negara (PGN/persero) Tbk akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Dalam pembangunannya AP II menggelontorkan investasi sebesar Rp 1 triliun, dengan saham mayoritas kepemilikan 51 persen AP II.
"Dalam kalkulasi kasar itu sekitar Rp1 triliun," ujar Direktur Utama Budi Karya Sumadi di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (11/5/2016).
Kebutuhan listrik di bandara Soekarno Hatta saat ini mencapai 60 megawatt (MW). Jika terminal baru selesai, maka akan ada tambahan 40 MW menjadikan total 100 MW untuk seluruh pasokan bandara.
"Kalau sekarang ini 60 MW. Nanti pada saat terminal 3 selesai itu menjadi 100 MW. Pada saat cargo village selesai menjadi 150 MW," ungkap Budi.
Budi memaparkan selama ini pasokan listrik yang digunakan AP II bersumber dari PT PLN. Sedangkan cadangannya memakai jenset sesuai kebutuhan listrik di bandara Soekarno Hatta.
"Sekarang baru PLN. Nanti bentuknya PLTG," kata Budi.
Budi menambahkan PLTG tersebut akan dibangun di area bandara Soekarno Hatta. Perseroan sudah menyiapkan sejumlah tanah dan jaraknya tidak jauh dari bandara.
"PLTG akan dibangun disana. Kita mendapat suplai gas dari PGN, yang sekarang posisinya itu ada di batu ceper. Jadi kurang lebih 7 km," papar Budi.