Harga Minyak Jatuh, Chevron Akan PHK 800 Pekerjanya di Thailand
Chevron kini menjadi produsen minyak dan gas terbesar di Thailand.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK- Perusahaan minyak asal Amerika Serikat, Chevron akan memangkas 800 tenaga kerjanya di Thailand.
Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan perusahaan ini memangkas setengah miliar dollar ongkos operasional unit Thailand akibat jatuhnya harga minyak di pasar global.
Chevron sudah memangkas aneka biaya dalam operasi bisnisnya di seluruh dunia pada kuartal pertama.
Namun langkah ini tidak mampu mencegah kerugian terbesar yang dialami perusahaan ini dalam 15 tahun terakhir di tengah munculnya tren kelebihan pasokan minyak di pasar global.
Chevron kini menjadi produsen minyak dan gas terbesar di Thailand, dan setidaknya memasok sekitar setengah dari permintaan gas alam di AsiaTenggara.
Thailand amat tergantung pada pasokan bahan bakar gas, atau mencapai sekitar 60 persen untuk pembangkit listrik.
"Pemotongan akan membantu perusahaan untuk melanjutkan operasi di Thailand," kata Chevron Thailand Eksplorasi dan Presiden Produksi Pairoj Kaweeyanun kepada wartawan setelah pertemuan dengan pejabat kementerian energi Thai, Senin (16/5).
Chevron Thailand tengah melakukan penghematan sebesar US$ 500 juta tahun ini. Pemangkasan staf ini akan berlaku pada 1 Agustus. Chevron Thailand mempekerjakan sekitar 2.200 staf dan lain 1.700 kontraktor.
“Pemotongan Staf selain lay off awal tahun ini sekitar 100 staf, sebagian besar ekspatriat,” kata Pairoj.
Chevron mengoperasikan beberapa blok minyak dan gas di Teluk Thailand dan dalam diskusi dengan pemerintah Thailand memperpanjang konsesi dari 2022.
Sumber: Reuters