Orang Indonesia Lebih Suka Tinggal di Rumah Ketimbang Apartemen
Di luar wilayah Jadebotabek, seperti Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya, transaksi apartemen sangat terbatas.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Preferensi masyarakat Indonesia pada hunian jenis rumah tapak (landed house) masih belum berubah.
Terbukti dari catatan pencarian di situs Rumah123.com, pencarian rumah masih mendominasi di Jabodetabek, pun Jawa dan luar Jawa, ketimbang apartemen.
Di Jakarta contohnya. Penjualan apartemen terbanyak sepanjang Januari-April 2016 terjadi hanya di kawasan Jakarta Pusat.
Penjualan apartemen tercatat 42 persen dari total transaksi yang masih didominasi rumah sebanyak 58 persen.
Sementara di Jakarta Selatan, Utara, dan Barat, masing-masing mencatat transaksi 34,5 persen, 28,7 persen, dan 18,4 persen.
Bandingkan dengan transaksi rumah di ketiga kawasan itu yang masing-masing masih bertengger di angka 65,5 persen, 71,3 persen, dan 81,6 persen.
Demikian halnya untuk kawasan Jakarta Timur, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, penjualan apartemen masih berada di bawah 10 persen.
Sebaliknya dengan penjualan rumah yang merajai lebih dari 90 persen.
Bagaimana dengan kawasan lain?
Di luar wilayah Jadebotabek, seperti Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya, transaksi apartemen sangat terbatas.
Penjualan apartemen tertinggi hanya terjadi di Surabaya yakni sebanyak 14,3 persen. Sisanya di bawah 2 persen. Bahkan Yogyakarta tidak mencatatkan adanya transaksi sama sekali.
Hal senada juga terjadi di luar Jawa. Manado mencatat transaksi 50 persen, seimbang dengan rumah tapak.
Sementara di Balikpapan hanya terjadi penjualan sebanyak 10 persen, sedangkan Pekanbaru, Medan, dan Makassar sepenuhnya hanya terjadi transaksi rumah tapak.
Sejak awal April 2016 lalu, Ciputra memainkan strategi promosi berupa subsidi hingga Rp. 40 jutaan untuk apartemen Vida View di Makassar. Subsidi tersebut dalam bentuk subsidi uang muka 10 persen.
Meski demikian, beberapa lokasi yang tidak mencatatkan transaksi apartemen, bisa jadi tetap terjadi penjualan. Pasalnya, tidak semua agen melabelkan “Sold” ketika listing-nya terjual.
Sepanjang empat bulan awal 2016, terjual 740 unit apartemen melalui situs Rumah123.com. Jumlah unit tersebut terjual dengan harga rata-rata Rp 600 juta.
Sekali lagi, beberapa agen tidak memasang label “sold” pada listing-nya yang terjual, sehingga angka yang dicatatkan seharusnya bisa lebih dari Rp 600 juta.
Meski hunian tapak masih mendominasi, beberapa daerah tetap memiliki potensi menjadi pasar apartemen yakni Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, dan Surabaya.
Rentang harga
Harga yang diminati juga tentu berbeda di masing-masing area. Misalnya Jakarta, apartemen yang terjual berada di kisaran harga Rp 180 juta-Rp 9 miliar.
Sementara untuk Bandung, Bekasi, Tangerang, dan Surabaya, apartemen dengan harga Rp 155 juta-Rp 1,7 miliar menjadi incaran.
Dari semua area yang diamati, apartemen dengan tipe dua kamar tidur sangat diminati. Khusus Tangerang, tipe satu kamar tidur justru jadi favorit.
Secara keseluruhan, ada dua kelompok harga yang menarik minat para pembeli apartemen, yakni rentang harga Rp 250 juta-Rp 500 juta, dan apartemen di atas Rp 1 miliar.
Penulis: Hilda B Alexander