Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kontribusi Indonesia Layak Diperhitungkan IMO

Maritime Safety Committee (MSC) merupakan badan teknis tertinggi IMO yang memiliki tugas yang paling luas

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Kontribusi Indonesia Layak Diperhitungkan IMO
Tribunnews.com/Hendra Gunawan
Kapal tanker di perairan Jakarta 

TRIBUNNEWS.COM, JAKART A -- Indonesia mengirimkan Delegasinya untuk menghadiri Sidang International Maritime Organization (IMO) Maritime Safety Committee ke 96 pada tanggal 10-20 Mei 2016 di Kantor Pusat IMO, London Inggris.

Maritime Safety Committee (MSC) merupakan badan teknis tertinggi IMO yang memiliki tugas yang paling luas di antara komite-komite lainnya, yakni konstruksi dan perlengkapan kapal, pengawakan dari sisi keselamatan, peraturan pencegahan tubrukan kapal, penanganan barang berbahaya, prosedur dan persyaratan keselamatan maritim, informasi hidrografi, investigasi kecelakaan laut, salvage, pertolongan dan hal-hal lain yang langsung mempengaruhi keselamatan dan keamanan pelayaran.

Sekretaris Jenderal IMO, Kitack Lim menyampaikan bahwa, saat ini , lebih dari 80 persen dari perdagangan dunia dilakukan oleh industri pelayaran. Ada lebih dari 50.000 merchant kapal perdagangan internasional, mengangkut setiap jenis kargo yang diangkut oleh Armada dunia yang terdaftar di lebih dari 150 negara dan diawaki oleh lebih dari satu juta pelaut dari hampir setiap negara.

Ketua Delegasi Indonesia, Laksamana TNI Marsetio menyatakan bahwa pentingnya peran aktif Indonesia sebagai negara dengan luas laut terbesar di dunia di IMO untuk menunjukkan bahwa Indonesia layak diperhitungan oleh Dunia dengan berkontribusi di setiap perumusan kebijakan maupun aturan yang dikeluarkan oleh IMO.

Hal ini sejalan dengan visi dan misi Presiden RI, Joko Widodo yang memposisikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

“Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia mengingat Indonesia berada di daerah equator, antara dua benua Asia dan Australia, antara dua samudera Pasifik dan Hindia, serta negara-negara Asia Tenggara. Untuk dapat menjadi poros maritim dunia maka sistem pelabuhan di Indonesia harus dimodernisasi sesuai dengan standar internasional sehingga pelayanan dan akses di seluruh pelabuhan harus mengikuti prosedur internasional, “ kata Head of Delegation, Marsetio di sela-sela sidang IMO MSC ke-96.

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas