'Penguatan Rupiah Bersifat Temporer'
Dalam beberapa hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus mengalami penguatan
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam beberapa hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus mengalami penguatan.
Bahkan, nilai tukar rupiah sampai menyentuh kisaran Rp 13.000 per dollar AS.
Lalu, apa sebenarnya penyebab penguatan rupiah tersebut? Ternyata tidak lain adalah faktor eksternal.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo pun tidak menampik penguatan rupiah tersebut disebabkan sentimen terkait keputusan bank sentral AS Federal Reserve terkait suku bunga acuan.
Menurut Agus, awalnya pasar menduga The Fed akan segera menaikkan suku bunga acuan.
Akan tetapi, berkaca dari data perekonomian dan tenaga kerja terakhir yang dirilis pemerintah AS dan cenderung mengecewakan, tampaknya The Fed mengurungkan niat untuk segera menaikkan suku bunga acuan.
"Ini murni karena sentimen, karena eksternal," kata Agus di Gedung DPR/MPR, Selasa (7/6/2016) malam.
Agus berpendapat, penguatan rupiah kali ini bersifat temporer.
Pada kuartal II, ungkap Agus, memang menjadi perhatian lantaran banyak korporasi yang memiliki kewajiban pembayaran utang ke luar negeri.
Dengan demikian, pergerakan uang tersebut banyak berpengaruh pula terhadap pergerakan nilai tukar.
Namun demikian, Agus memprediksi kondisi akan normal kembali pada kuartal III 2016.
Berdasarkan kurs tengah BI, nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp 13.478 per dollar AS pada tanggal 6 Juni 2016.
Selanjutnya, rupiah kembali bergerak ke penguatan pada posisi Rp 13.375 per dollar AS sehari kemudian, yakni tanggal 7 Juni 2016.
Akhirnya, nilai tukar rupiah kembali melanjutkan penguatan hingga berada pada posisi Rp 13.241 per dollar AS pada 8 Juni 2016.(Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.