Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sampai Mei 2016 Penerimaan Pajak Baru 26 Persen

Pajak penghasilan (PPh) orang pribadi yang menjadi andalan juga tercatat rendah.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Sampai Mei 2016 Penerimaan Pajak Baru 26 Persen
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Dari kiri ke kanan: Irwasda Polda Jabar Kombes Pol Rusli Hedyaman, Kepala Kanwil DJP Jabar I Yoyok Satiotomo, Kepala Kanwil DJP Jabar II Adjat Djatnika, Kepala Kanwil DJP Jabar III Mohammad Isnaeni, Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Hestu Yoga Saksama, dan Kabag Banops Rokorwas PPNS Bareskrim Kombes Pol Heru Sulistianto, dalam konferensi pers Sosialisasi Addendum, Pedoman Kerja dan Implementasi Kesepakatan Bersama antara Direktorat Jenderal Pajak dengan Kepolisian Negara RI di Hotel Hilton, Jalan Pasirkaliki, Kota Bandung, Senin (23/5/2016). Kerja sama Ditjen Pajak dengan Polri ini sudah berlangsung sejak 2012, hanya saja dalam addendum kali ini dibahas soal perpanjangan waktu kerja sama dan penjabaran atau langkah teknis terkait penahanan penanggung pajak yang bandel. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Realisasi Penerimaan Pajak sampai akhir Mei 2016 mencapai Rp 364,1 triliun.

Jumlah itu sama dengan 26,8 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 377,03 triliun, jumlah itu lebih rendah 3 persen.

Pajak penghasilan (PPh) orang pribadi yang menjadi andalan juga tercatat rendah.

PPh Pasal 25/29 yang mencerminkan penerimaan pajak dari orang pribadi non-karyawan per akhir Mei 2016 baru sebesar Rp 3,4 triliun.

Nilai itu lebih rendah daripada target Menkeu Bambang Brodjonegoro, yang ingin PPh orang pribadi non-karyawan Rp 18 triliun.

"Hasil penerimaan PPh orang pribadi belum terlihat di semester pertama," kata Direktur Potensi Kepatuhan Perpajakan Ditjen Pajak Yon Arsal, Jumat (10/6/2016).

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang seret turut menyebabkan rendahnya penerimaan pajak. Perlambatan ekonomi membuat PPN impor turun.

BERITA TERKAIT

Lebih rendahnya penerimaan PPN juga merefleksikan konsumsi rumah tangga sepanjang lima bulan pertama yang rendah.

Walau terkontraksi, Kepala Pusat Analisis Harmonisasi Kebijakan Kemkeu Luky Alfirman optimistis PPN di kuartal kedua akan positif sejalan peningkatan konsumsi masyarakat yang didorong pencairan tunjangan hari raya (THR), puasa dan lebaran.

Dirjen Pajak Ken Dwidjugiasteadi bilang, sampai Mei 2016 restitusi yang harus dibayar melonjak cukup tinggi dibanding tahun lalu.

Per awal Juni 2016, restitusi senilai Rp 61 triliun, naik 39% dibanding periode sama tahun lalu.

"Karena lebih banyak restitusi 2015 yang baru bisa diselesaikan," ungkapnya.

Ditjen Pajak masih yakin target penerimaan pajak yang diajukan dalam RAPBN-P 2016 sebesar Rp 1.343,1 triliun bisa tercapai.

Harapannya ada pada kebijakan tax amnesty dengan sumbangan penerimaan Rp 165 triliun.

Hitungan Ditjen Pajak, jika target penerimaan pajak RAPBN-P 2016 dikurangi dengan potensi tax amnesty, menjadi Rp 1.178 triliun.

Angka itu masih tumbuh alamiah 13 persen dari Realisasi Penerimaan Pajak tahun lalu sebesar Rp 1.060 triliun.

Reporter: Adinda Ade Mustami/Virdika Rizky Utama

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas