Menko Darmin Waspada Inggris Keluar Dari Uni Eropa
Karena gejolak perekonomian walaupun tidak berdampak langsung, namun menurut Darmin tetap akan ada perubahan
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah kabinet kerja menjunjung tinggi keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (UE). Karena negara-negara di benua tersebut sudah menjadi mitra ekonomi Indonesia.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku akan terus memantau perkembangan dari negara-negara di Eropa pasca Inggris keluar dari UE. Karena gejolak perekonomian walaupun tidak berdampak langsung, namun menurut Darmin tetap akan ada perubahan.
"Kami tentunya akan terus waspada dan me-monitor secara cermat perkembangan dalam hari-hari berikut," ujar Darmin, Jumat (24/6/2016).
Darmin memaparkan pemerintah akan terus berkomunikasi dengan Bank Indonesia memantau situasi perekonomian ke depan. Selain itu Indonesia juga tetap berkoordinasi dengan negara-negara tetangga dan Eropa ke depan.
"Kami akan menjaga komunikasi dengan pejabat di regional dan siap berkoordinasi sesuai perkembangan. Pemerintah dan Bank Indonesia berkomunikasi terus, dan akan seterusnya berkomunikasi secara erat," kata Darmin.
Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, Referendum Uni Eropa (UE) akhirnya menghasilkan keputusan yang bersejarah, yaitu Inggris memilih keluar dari UE.
Dari hasil penghitungan suara di 382 wilayah Inggris Raya, 263 wilayah mayoritas memilih keluar dari UE (Brexit). Sedangkan, 119 wilayah mayoritas memilih agar Inggris tetap bergabung dengan UE (pro UE).
Namun, perolehan suara dikatakan berselisih tipis, di mana perolehan suara untuk Brexit mencapai 51,89 persen dan pro UE 48,11 persen. Hasil referendum pada Kamis (23/6/2016) itu dinilai tak diduga sama sekali dan bahkan dianggap dapat membuat relasi di UE jatuh krisis.
Kepala Partai Rakyat Eropa Manfred Weber mengatakan hasil referendum telah menunjukkan bahwa Inggris telah melewati batas. "Hasil referendum tersebut dapat menimbulkan bahaya besar bagi kedua pihak (Inggris dan Uni Eropa)," katanya.
Selain itu, jika keputusan untuk keluar dari UE diambil, tidak akan ada lagi kesempatan untuk kembali bergabung.
Para pemimpin dan pejabat UE tengah mempersiapkan diri untuk krisis yang akan dihadapi pada pekan ini, pascakeputusan Inggris keluar dari UE.