Uji Kelaikan Moda Transportasi Umum Tingkatkan Keselamatan Angkutan Lebaran 2016
Pengawasan aspek keselamatan pada penyelenggaraan angkutan Lebaran di tahun 2016 secara umum menunjukan hasil yang menggembirakan.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengawasan aspek keselamatan pada penyelenggaraan angkutan Lebaran di tahun 2016 secara umum menunjukan hasil yang menggembirakan.
Berdasarkan data yang diperoleh sejauh ini, tingkat keselamatan relatif lebih baik untuk seluruh moda transportasi umum.
"Hasil tersebut tidak lepas dari kuasa Tuhan dan juga upaya dari seluruh jajaran Kementerian Perhubungan," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Sugihardjo, Rabu (13/7/2016)
Upaya tersebut, kata Sugiharjo, antara lain dengan melaksanakan uji kelaikan atau rampcheck pada seluruh moda transportasi yang menjadi kewenangan Kemenhub.
“Lebaran tahun ini, kami melakukan rampcheck untuk seluruh moda, jadi bukan lagi sampling, melainkan keseluruhan. Ini dimulai dari tanggal 6 Juni sampai dengan 24 Juni”, jelas Sugiharjo.
Untuk melakukan rampcheck, Sugohardjo menambahkan, petugas dari Kementerian Perhubungan diterjunkan ke lapangan dan bekerja tanpa mengenal libur, bahkan hingga saat ini. Hal ini semata-mata demi memastikan aspek keselamatan dan keamanan transportasi.
Pada sektor angkutan jalan yang dipantau dari 48 terminal utama, hingga H+4 tercatat adanya penurunan penumpang sebesar 12,29 persen, yaitu dari 4.832.879 penumpang di tahun 2015 menjadi 4.239.043 penumpang di tahun 2016.
Sementara, untuk angkutan sungai, danau, dan penyeberangan (ASDP) yang dipantau dari 7 lintas penyeberangan utama, juga terjadi penurunan penumpang yaitu sebesar 13,6 persen, dari 3.481.237 penumpang di tahun 2015 menjadi 3.023.237 penumpang di tahun 2016.
Sudah puaskah jajaran Kementerian Perhubungan dalam penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun ini?
Sugihardjo mengatakan, bukanlah kapasitas Kemenhub untuk menjawab puas atau tidak puas.
"Soal hasilnya bagaimana, kami kembalikan ke masyarakat untuk menilainya”, tutup Sugihardjo.