2015 Impor Jeroan Ditutup Menteri Pertanian Beralasan Itu Makanan Anjing, Kini Berubah
Tahun lalu Mentan Amran Sulaiman memutuskan menutup keran impor jeroan demi harga diri bangsa, jeroan menurutnya makanan anjing, kini berubah!
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun lalu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memutuskan menutup keran impor jeroan demi harga diri bangsa, jeroan menurutnya makanan anjing, kini berubah, Jumat (15/7/2016).
Seperti dikutip dari Kompas.com, pada Selasa (12/7/2016) Amran Sulaiman mengubah regulasi.
Menurutnya dalam upaya menekan harga daging sapi di dalam negeri, pemerintah melalui Kementerian Pertanian membuka impor jeroan dan daging sapi jenis secondary cut.
"Regulasi kita ubah, Insyaallah mudah-mudahan hari ini kita tanda tangan. Khususnya secondary cut kami buka, jeroan kami buka, asal negara yang penting bebas PMK," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kementerian Pertanian, Jakarta.
Amran menuturkan, dengan adanya pergantian regulasi lama menjadi yang baru maka akan membuka jalan bagi perusahaan swasta untuk impor jeroan dan daging jenis secondary cut.
"Insyaallah, drafnya masih ada diubah sedikit. Hal yang masih dalam perubahan draf seperti secondary cut bisa di impor oleh siapa saja, begitu juga jeroan," jelasnya.
Amran menegaskan, dengan aturan baru tersebut pihaknya tetap memperhatikan nasib petani dan peternak lokal.
"Tapi kita tetap jaga petani atau peternak di tingkat harga yang menguntungkan. Ini fokus pada Jabodetabek, karena impor kita 80-90 persen di Jabodetabek," tegas Amran.
Sementara itu, dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 58 Tahun 2015, impor jeroan dilarang untuk dilakukan dan untuk daging sapi secondary cut hanya diperbolehkan (impor) bagi BUMN dalam kondisi tertentu dan terlarang bagi perusahaan swasta.
Sementara itu menelusuri fakta sebelumnya pemerintah memutuskan menutup keran impor jeroan daging.
Masih dilansr dari Kompas.com, Menteri Pertanian Amran Sulaiman beralasan, di luar negeri, jeroan bukan untuk makanan manusia.
"Jeroan kita impor. Itu makanan anjing-kucing di sana (luar negeri). Langsung saya tutup impornya," ujar Amran di Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (26/1/2015).
Amran menegaskan, jika Indonesia ingin dihargai, sebaiknya negara lain jangan mengekspor daging jeroan ke Tanah Air.
Dengan penutupan jalur impor jeroan, Amran ingin Indonesia dihormati dan sejajar dengan bangsa lain.
"Saya ingin republik dihargai bangsa lain," ungkap Amran.
Dia memaparkan, impor saat ini memang masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan daging sapi.
Namun, untuk jeroan, hal itu sudah tidak diperlukan lagi.
Meski berisiko mendapat kecaman dari negara lain, Amran tetap tidak ingin mengimpor jeroan lagi.
"Kita diserang juga enggak apa-apa. Apa pun saya lakukan untuk RI," papar Amran. (Pramdia Arhando Julianto/Adiatmaputra Fajar Pratama)