Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pelindo II Harus Bisa Atas Antrean Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok

Sejak Sabtu (30/7/2016)‎ pagi hingga Minggu (31/7/2016) ini ratusan truk pengangkut peti kemas ekspor impor terlihat mengular.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pelindo II Harus Bisa Atas Antrean Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok
SUPPLY CHAIN INDONESIA
ILUSTRASI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi pengusaha pelayaran yang tergabung dalam Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) mendesak PT Pelindo II (persero) membenahi problem antrean arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Ketua Umum Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto menilai kepadatan arus peti kemas terjadi akibat persaingan usaha.

Carmelita menduga hal itu terjadi karena ada satu pengelola terminal peti kemas memberikan tarif dan layanan yang bagus sehingga pemiliki peti kemas senang menggunakan jasa mereka.

"Untuk ini kami mengharapkan para pengelola peti kemas meningkatkan pelayanan, bukan hanya memberikan tarif yang lebih murah. Tapi juga memberikan pelayanan yang cepat, tepat‎ dan memuaskan," kata Carmelita di Jakarta, Minggu (31/7/2016).

Saat ini ‎di pelabuhan Priok terdapat empat fasilitas terminal peti kemas ekspor impor yang dikelola Jakarta International Container Terminal (JICT), TPK Koja, Mustika Alam Lestari (MAL) dan Terminal 3 Tanjung Priok.

Namun, terdapat perbedaan tarif penanganan petikemas di Terminal 3 Tanjung Priok dan tiga terminal lainnya yaitu JICT, TPK Koja dan MAL.

Besaran tarif terminal handling charges (THC) di Terminal 3 sebesar 95 dollar AS per kontainer.

Berita Rekomendasi

Dari jumlah itu, sebesar 73 dollar AS adalah biaya container handling charges (CHC) yang dibebankan oleh pengelola terminal dan sisanya atau 22 dollar AS merupakan surcharges pelayaran.

Sedangkan jika di JICT,TPK Koja dan MAL dengan THC 95 dollar AS per peti kemas ukuran 20 feet, pelayaran hanya menikmati surcharges 12 dollar AS /bok.

Selebihnya atau 83 dollar AS merupakan CHC yang diperoleh pengelola terminal peti kemas.

"Dengan terjadi perbedaan tarif antara satu pengelola peti kemas kami melihat masih ada peluang agar THC untuk diturunkan. Hal ini agar bisa menekan biaya logistik sekaligus menarik minat pelanggan," kata Carmelita.

Sejak Sabtu (30/7/2016)‎ pagi hingga Minggu (31/7/2016) ini ratusan truk pengangkut peti kemas ekspor impor terlihat mengular.

Hal itu menyebabkan kemacetan di dalam pelabuhan tersibuk di Indonesia itu yang berpotensi kongesti.

Kondisi semakin diparah karena gate in dan gate out di Terminal 3 Priok hanya disiapkan masing-masing satu gate.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas