Kemenhub Siapkan Empat Pelabuhan Utama Indonesia Terapkan Sistem Inaportnet
"Untuk di (Pelabuhan) Makasar sudah jalan (Sistem Inaportnet). Sudah sampai ready, mulai dari edukasi, sosialisasi itu sekitar dua bulan"
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mempersiapkan pemberlakuan sistem tunggal pengurusan dokumen pelayaran atau Inaportnet kepada empat pelabuhan yang berada di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
Keempat pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Belawan-Medan, Pelabuhan Tanjung Priok-Jakarta, Pelabuhan Tanjung Perak-Surabaya dan Pelabuhan Makasar.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Bay M Hasani mengatakan, dengan sistem Inaportnet maka seluruh pengurusan pelayaran dan angkutan barang baik eksport, import serta pelayaran domestik sudah bisa dilayani dengan sebuah aplikasi.
Dengan aplikasi tersebut maka akan mempercepat dan mengefisienkan proses perizinan pelayaran di pelabuhan.
"Untuk di (Pelabuhan) Makasar sudah jalan (Sistem Inaportnet). Sudah sampai ready, mulai dari edukasi, sosialisasi itu sekitar dua bulan. Di (Pelabuhan) Belawan juga sudah jalan, hanya butuh waktu dua minggu," kata Bay dalam acara Lokakarya Forum Wartawan Perhubungan di Bandara Kualanamu Medan, Sabtu (20/8/2016).
Bay menjelaskan, penerapan Inaportnet pada keempat pelabuhan yang menjadi pelabuhan utama merupakan pilot project Inaportnet di Indonesia.
Dari keempat pelabuhan tersebut, dua di antaranya saat ini sudah mulai berjalan sistem tunggal pengurusan dokumen pelayarannya.
Sementara untuk dua pelabuhan lainnya, yakni Tanjung Perak dan Tanjung Priok, saat ini masih dalam tahap persiapan. Targetnya September 2016 mendatang kedua pelabuhan terbesar di Pulau Jawa tersebut sudah bisa menerapkan Inaportnet.
Saat ini kedua pelabuhan tersebut masih menunggu sistem dari Pelindo II untuk diintegrasikan ke Inaport.
"Saat ini masih tahap memadukan sistem yang ada di Pelindo untuk bisa terintegrasi dengan Inaport. Untuk Priok itu September akan kami launching. Ini masih menunggu operasional antarsistem di Pelindo dengan Inaport, saat ini kurang lebih sudah 85 persen," ucap Bay.
Sementara itu, Wakil Ketua National Shipowner's Association (INSA) Bidang Hubungan Internasional, Suyono mengatakan, dengan pemberlakuan sistem Inaportnet maupun Indonesia National Single Window (INSW) maka kepastian bisnis bagi sektor pelayaran menjadi lebih terjamin.
Selain itu proses perizinan, khususnya import yang selama ini menjadi masalah juga bisa diminimalisir.
"Sistem itu berguna untuk mempercepat proses pelayanan, mengurangi biaya pelayanan, mengurangi resiko-resiko bisnis. Ini sesuatu yang bagus dan menolong proses pelayanan," tuturnya.
Hanya saja, lanjut Suyono, proses perizinan untuk ekspor melalui Inaportnet yang saat ini masih perlu dilengkapi. Sebagai informasi, cakupan sistem Inaportnet ini menjangkau semua lembaga yang terkait di pelabuhan.
Dengan sistem tunggal ini, kelengkapan dokumen kapal dari banyak lembaga bisa diketahui degan lebih cepat, seperti halnya terkait kewajiban pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Penulis: Pramdia Arhando Julianto