Terhisap Isu Kenaikan Harga Rokok, Saham Emiten Rokok Turun di Atas 1 Persen
Saham Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) merosot 1 persen atau 4 poin di angka Rp 396 per saham.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pergerakan harga saham emiten rokok pada perdagangan sesi pertama di Bursa Efek Indonesia, Senin (22/8/2016) ditutup merosot hingga 1 persen lebih.
Mengutip data Bloomberg, saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) turun 1,73 persen atau 70 poin ke level Rp 3.970 per saham.
Saham Gudang Garam Tbk (GGRM) tergerus 1,80 persen atau 1.230 poin ke posisi Rp 66.800 per dolar AS.
Saham Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) juga merosot 1 persen atau 4 poin di angka Rp 396 per saham.
Sementara, saham Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) tidak mengalami perubahan atau stagnan di posisi Rp 460 per saham.
Alex Marco, salah satu pelaku pasar yang memiliki 40 lot saham Gudang Garam Tbk (GGRM) menilai, jatuhnya harga saham produsen rokok pada sesi pertama perdagangan hari ini karena terkena isu akan dinaikkannya harga rokok hingga Rp 50 ribu per bungkus.
"Iya isu kenaikan rokok jadi harga saham rokok turun semuanya,," tutur Alex kepada Tribunnews.com.
Sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menyatakan isu kenaikan harga rokok secara drastis khususnya rokok-rokok produksi Sampoerna, adalah tidak benar.
"Informasi itu tidak benar yang disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," kata Head of Regulatory Affairs, International Trade and Communications HMSP, Elvira Lianita, beberapa waktu lalu.