Menko PMK Buka Pameran Kosmetik dan Jamu
Kementerian PMK terus mendorong industri jamu dan herbal tradisional yang memiliki dampak bagus bagi kesehatan untuk terus dikembangkan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia (Menko PMK) Puan Maharani, membuka secara resmi Pameran Industri Kosmetik dan Jamu yang diselenggaran oleh Kementerian Perindustrian.
Menko PMK memberikan apresiasi atas penyelenggaraan Pameran Industri Kosmetik dan Jamu yang mempunyai arti yang sangat penting sebagai ajang promosi dan penyebaran informasi atas berbagai produk kosmetik, jamu, dan obat tradisional yang dihasilkan oleh industri dalam negeri.
"Ini adalah agenda tahunan di Kementerian Perindustrian yang biasanya dibarengi dengan kegiatan minum jamu bersama dan saya selalu mengikutinya," ungkap Menko PMK di Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Menko PMK juga sempat bercerita bahwa sejak kecil dirinya telah terbiasa minum jamu karena memang sudah dibiasakan sejak kecil, bahkan menurutnya ada sedikit paksaan dari ibunya untuk minum jamu.
"Memang meminum jamu khasiatnya tidak instan, dan akan dirasakan manfaatnya setelah beberapa tahun ke depan atau ketika kita dewasa," jelas Menko PMK.
Hal ini, lanjut Puan, menjadi tantangan kita sebagai orang tua untuk menularkan kebiasaan baik tersebut kepada generasi muda saat ini karena memang efek manfaatnya tidak secara instan dirasakan karena generasi muda saat ini lebih cenderung ke hal-hal yang bersifat instan.
"Hal ini juga membuat saya dan Ibu Menkes sering berargumen mengenai posisi jamu di dunia medis modern saat in," ungkap Menko PMK.
Menko PMK mengatakan, pada era globalisasi saat ini yang serba instan jangan sampai hal-hal yang berbasis budaya dan tradisional yang memiliki efek positif hilang begitu saja. Untuk itulah semenjak dua tahun lalu pemerintah mengkampanyekan kegiatan minum jamu bersama yang diselenggarakan di kementerian/lembaga secara bergantian.
Industri kosmetik dan jamu pada tahun ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Khusus indsutri kosmetik, pertumbuhannya jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional, hingga mencapai dua digit. Peningkatan tersebut, lanjut Menko PMK, menunjukkan bahwa prospek industri kosmetik dan jamu cukup potensial mengingat Indonesia memiliki banyak tanaman herbal yang secara turun temurun sudah banyak digunakan baik untuk kesehatan dan kecantikan.
“Industri ini besar kaitannya dengan kekayaan budaya dan bahan baku yang berbasis sumberdaya kekayaan alam Indonesia. Inilah yang disebut industri berbasis kearifan lokal bangsa Indonesia, dimana industri ini merupakan gabungan antara pemanfaatan sumber hayati dalam negeri dengan budaya dan teknologi,” terang Puan.
Menurut Menko PMK, dalam industri ini terjadi pertemuan nyata antara jalur ekonomi dan jalur budaya, dimana kita mampu mengembangkan perekonomian tanpa melupakan warisan luhur budaya bangsa.
“Jelas ini merupakan perwujudan Trisakti yaitu berkemandirian dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan,” kata Menko PMK.
Guna mendukung kemajuan indsutri ini, menurut Menko PMK, perlu dukungan dari sektor pertanian untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku. Selain itu, harus juga dipersiapkan sumber daya manusia yang mampu menopang keberlanjutan industri kosmetik dan jamu.
“Bagaimanapun juga, kesiapan human infrastructure menjadi prasyarat keberhasilan industri apapun di Indonesia,” tegas Puan.
Menko PMK juga menyarankan para pelaku indsutri kosmetik dan jamu di Indonesia untuk menyebarkan pengetahunan tentang keunggulan produk-produk dalam negeri. Semakin lengkap informasi dan pengetahuan yang diperoleh masyarakat, semakin cepat produk tersebut diterima masyarakat luas.