CEO XL: Untuk Apa Penurunan Tarif Interkoneksi Diributkan
Penurunan tarif interkoneksi sudah tiga tahun tidak dilakukan dan kalau tahun ini diberlakukan tarif baru adalah wajar saja.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden Direktur/CEO PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini mempertanyakan kegaduhan yang terjadi menjelang berlakunya surat edaran penurunan tarif interkoneksi.
Menurutnya, penurunan tarif interkoneksi sudah tiga tahun tidak dilakukan dan kalau tahun ini diberlakukan tarif baru adalah wajar saja.
"Jadi untuk apa diributkan. Malah seharusnya tiap tahun dievaluasi. Dan setahu saya tarif ini dipersiapkan sejak tahun 2014 lalu, jadi bukannya ujug-ujug diputuskan," kata Dian kepada wartawan, Rabu (31/8/2016).
Dijelaskannya, hingga sore ini tidak ada tanda-tanda bahwa Menkominfo akan menunda atau membatalkan penetapan tarif baru tersebut.
Dengan demikian diperkirakan pada Kamis (1/9/2016) besok, Surat Edaran dengan nomor 1153/M.KOMINFO/PI.0204/08/2016 yang ditandatangani Plt Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Geryantika Kurnia tentang biaya interkoneksi akan berlaku
Dengan besaran tarif interkoneksi yang ditetapkan Rp 204, maka dengan Cost Recovery XL yang Rp 65 akan untung Rp 139/menit, untuk INDOSAT dengan Recovery Rp 87/menit akan untung Rp. 117/menit, untuk Hutchinson dengan Cost Recovery Rp. 120/menit akan jadi untung Rp 84/menit.
Namun, khusus untuk Telkomsel dengan Cost Recovery Rp 285/menit akan rugi Rp 81/menit.
Menurutnya, dalam enam tahun terakhir, tarif interkoneksi baru dilakukan selama dua kali, yaitu pada tahun 2010 dan tahun 2013 lalu. Pada 2013, jelasnya, penurunan hanya terjadi sebesar Rp 1 saja.