Pertamina Ajak Sietco Kurangi Impor BBM
Skemanya menggunakan crude processing deal (CPD) sebagai upaya meningkatkan nilai tambah pada rantai pasokan BBM dalam negeri.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) (Pertamina) dan Shell International Eastern Trading Company (SIETCO) kerjasama untuk mengelola minyak mentah Basrah Crude milik Pertamina.
Skemanya menggunakan crude processing deal (CPD) sebagai upaya meningkatkan nilai tambah pada rantai pasokan BBM dalam negeri.
Skema CPD memungkinkan Pertamina memperoleh nilai tambah dari minyak sour hasil produksi di Irak, Basrah Crude. Karena masih mentah, minyak dari Irak tersebut belum dapat diproses di kilang dalam negeri,
"Dengan produk BBM yang dapat dibawa ke Indonesia dalam rangka mengurangi ketergantungan akan produk minyak impor,” ujar Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soejipto, di kantor PT Pertamina, Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Sementara itu, Darwin Silalahi Country Chairman/Presiden Direktur Shell Indonesia mengaku gembira dengan kemitraan CPD yang terjalin antara Pertamina dan Shell.
"Ini menjadi fondasi bagi Shell untuk mempunyai kerjasama yang lebih dalam dan bermakna dengan Pertamina sebagai salah satu perusahaan migas nasional terbesar di regional," kata Darwin.
SIETCO dipilih sebagai mitra melalui proses seleksi yang cukup panjang dari Januari hingga Mei 2016. Saat ini, SIETCO juga terdaftar sebagai salah satu Daftar Mitra Usaha Terseleksi (DMUT) ISC Pertamina.
Berdasarkan kesepakatan itu, volume minyak mentah yang akan diolah adalah 1 juta barel per bulan dan Pertamina dapat memperoleh produk bahan bakar, termasuk Mogas, Aviation Fuel, Diesel, MFO, LPG, sesuai dengan kebutuhan Pertamina.
"CPD sejauh ini mampu menaikkan tingkat persaingan pada proses tender produk minyak di Pertamina. Oleh karena itu, kita melihat potensi untuk perbaikan dan peningkatan pelaksanaan CPD di masa depan," jelas Dwi.