Digoda Jadi Calon Menteri ESDM, Kurtubi: Saya Lebih Sering Kritik Pemerintah Jadi Tak Mungkin
Apalagi ketika Kurtubi mengangkat isu Migas dan Minerba serta urgensi penggunaan energi nuklir sebagai pembangkit listrik di negeri ini.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Siang itu, Kamis (15/9/2016), Fraksi Nasional Demokrat (Nasdem) di DPR RI bertandang ke Markas Besar redaksi Tribunnews.com, di Jalan Palmerah Selatan.
Mereka yang datang mewakili seluruh Fraksi NasDem itu adalah Anggota Komisi I DPR Supiadin Aries Saputra, Anggota Komisi IV DPR Hamdani, Anggota Komisi VII DPR Kurtubi dan Anggota Komisi III DPR Taufiqulhadi.
Duduk di tengah para rekannya di DPR, Kurtubi kerap digoda dengan menyebutnya sebagai calon Menteri ESDM, pengganti Archandra Tahar yang belum lama ini meninggalkan posisi strategisnya sebagai Menteri ESDM.
Presiden Joko Widodo pun lantas menunjuk Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM.
Apalagi ketika Kurtubi mengangkat isu Migas dan Minerba serta urgensi penggunaan energi nuklir sebagai pembangkit listrik di negeri ini.
"Saya berusaha keras agar kebijakan yang mengunci dibukanya penggunaan energi nuklir ini harus dibuka," demikian paparan Kurtubi saat berdiskusi isu terkini di Komisi energi dan pertambangan.
"Pak Kurtubi sudah cocok nih jadi Menteri ESDM," timpal seorang kru Tribunnews.com.
Dengan senyum dan tawanya, Kurtubi seakan menjawab godaan awak media Tribunnews.com.
Politikus NasDem itu melanjutkan kembali mengenai teknis pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.
"Ada teknologi yang menjawab untuk tempat-tempat yang rawan gempa. Yakni, tenaga nuklir terapung," jelasnya.
"Jadi tetap yang dibutuhkan sekarang ini sosialisasi kepada Pemerintah. Jadi kalau Menterinya enggak mengerti akan nukir, maka Presidennya akan ikuti itu. Mudah-mudahan Menteri yang akan datang itu paham tentang nuklir," pesannya.
Karena menurutnya, Indonesia akan cepat menjadi negara maju jika PLTN mulai dibangun agar kemudian juga bisa menarik investor ke Indonesia. Sebelum berinvestasi, investor juga melihat kapasitas listik yang mumpuni.
Kembali terdengar celetuk menggoda. "Wah sudah cocok nih jadi Menteri ESDM."