Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Penerapan Sistem Pengairan HIPPA Jaya Tirta Hasilkan Panenan 14 Ton Gabah Kering Per Hektar

"Air yang digunakan untuk mengalirkan sawah di desa ini berasal dari Sungai Bengawan Solo"

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Penerapan Sistem Pengairan HIPPA Jaya Tirta Hasilkan Panenan 14 Ton Gabah Kering Per Hektar
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/Bukbis Candra Ismet Bey
Petani mengayak gabah hasil panen sawah miliknya di Kampung Panyaungan, desa Ciherang, Kabupaten Bandung, Rabu (27/1/2016). Petani mengaku panen kali ini meningkat 20% lebih banyak dari dari sebelumnya, hal tersebut diakibatkan curah hujan yang kini mulai tinggi di lahan persawahan yang ada di Kabupaten Bandung. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Jaya Tirta ‎saat ini telah mampu memproduksi 14 ton per hektar Gabah Kering Panen (GKP), setelah bergabung menjadi salah satu usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

HIPPA Jaya Tirta yang berada di‎ Desa Gedongarum, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), mengairi 505 hektar sawah dengan produktivitas 10 ton sampai 14 ton per hektar dan Indeks Pertanaman (IP) 200.

Ketua HIPPA Jaya Tirta Suwignyo mengatakan,‎ alur pembagian airnya yakni dari pompa induk ada bagian teknisi lima orang mengoperasikan khusus pompa induk.

Kemudian, setelah keluar ke pembagian pintu air, langsung dikelola oleh tiga koordinator HIPPA dan masing-masing koordinator membawahi karyawan pembagi air yang ada di sawah.

"Air yang digunakan untuk mengalirkan sawah di desa ini berasal dari Sungai Bengawan Solo," ujar Suwignyo dalam keterangan resminya, Jakarta, Rabu (28/9/2016).

Menurutnya, hasil panen akan lebih maksimal pada musim kemarau karena produktivitas rata-rata 12 ton per hektar dan ada beberapa titik ada yang produktivitasnya mencapai 14 ton per hektar.

Adapun, varietas padi yang tanam oleh petani di Gedongarum adalah jenis Ciherang, dengan IP 200 bahkan ada yang 300.

"Sedangkan pada kondisi iklim saat ini, produktivitas menurun menjadi rata-rata 10 ton per hektar karena Desa Gedongarum berlimpah air, sehingga permasalahan akan terjadi jika hujan kerap datang, tapi semua ini dapat teratasi," paparnya.

BERITA REKOMENDASI

Dari pemerintah melalui Kemmenterian Pertanian (Kementan), kata Suwignyo, juga memberikan bantuan seperti empat unit diesel, combine harvester 12 unit, traktor roda dua untuk semua kelompok tani, transplanter, dan lainnya.

"Sementara setiap musim panen, petani HIPPA dijual dengan sistem lelang di sawah. Dengan begini, hasil jual petani HIPPA lebih baik," tutur Suwignyo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas