Penerapan Sistem Pengairan HIPPA Jaya Tirta Hasilkan Panenan 14 Ton Gabah Kering Per Hektar
"Air yang digunakan untuk mengalirkan sawah di desa ini berasal dari Sungai Bengawan Solo"
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Jaya Tirta saat ini telah mampu memproduksi 14 ton per hektar Gabah Kering Panen (GKP), setelah bergabung menjadi salah satu usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
HIPPA Jaya Tirta yang berada di Desa Gedongarum, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), mengairi 505 hektar sawah dengan produktivitas 10 ton sampai 14 ton per hektar dan Indeks Pertanaman (IP) 200.
Ketua HIPPA Jaya Tirta Suwignyo mengatakan, alur pembagian airnya yakni dari pompa induk ada bagian teknisi lima orang mengoperasikan khusus pompa induk.
Kemudian, setelah keluar ke pembagian pintu air, langsung dikelola oleh tiga koordinator HIPPA dan masing-masing koordinator membawahi karyawan pembagi air yang ada di sawah.
"Air yang digunakan untuk mengalirkan sawah di desa ini berasal dari Sungai Bengawan Solo," ujar Suwignyo dalam keterangan resminya, Jakarta, Rabu (28/9/2016).
Menurutnya, hasil panen akan lebih maksimal pada musim kemarau karena produktivitas rata-rata 12 ton per hektar dan ada beberapa titik ada yang produktivitasnya mencapai 14 ton per hektar.
Adapun, varietas padi yang tanam oleh petani di Gedongarum adalah jenis Ciherang, dengan IP 200 bahkan ada yang 300.
"Sedangkan pada kondisi iklim saat ini, produktivitas menurun menjadi rata-rata 10 ton per hektar karena Desa Gedongarum berlimpah air, sehingga permasalahan akan terjadi jika hujan kerap datang, tapi semua ini dapat teratasi," paparnya.
Dari pemerintah melalui Kemmenterian Pertanian (Kementan), kata Suwignyo, juga memberikan bantuan seperti empat unit diesel, combine harvester 12 unit, traktor roda dua untuk semua kelompok tani, transplanter, dan lainnya.
"Sementara setiap musim panen, petani HIPPA dijual dengan sistem lelang di sawah. Dengan begini, hasil jual petani HIPPA lebih baik," tutur Suwignyo.