Bank Investasi Infastruktur Asia Bentukan China Siap jadi Pesaing Kuat ADB Bentukan Jepang dan AS
Belum ada pengumuman resmi, tetapi lebih dari 20 negara diberitakan telah mendaftar untuk menjadi anggota.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Keanggotaan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang dipimpin China diperkirakan akan melampaui jumlah anggota Bank Pembangunan Asia (ADB).
Pasalnya, tenggat waktu negara-negara anggota baru untuk bergabung dengan AIIB telah lewat pada hari Jumat (30/09/2016).
Belum ada pengumuman resmi, tetapi lebih dari 20 negara diberitakan telah mendaftar untuk menjadi anggota.
Hal ini berarti jumlah anggota AIIB akan lebih besar daripada ADB, yang beranggotakan 67 negara dan wilayah, dan dipimpin oleh Jepang dan Amerika Serikat (AS).
AIIB diluncurkan oleh Cina tahun lalu untuk membantu membangun infrastruktur di Asia. Anggota G7 seperti Inggris, Jerman, Prancis, dan sejumlah negara berkembang Asia termasuk dalam 57 anggota sekarang ini.
Tetapi Jepang dan AS tidak menjadi anggota. Kedua negara ini masih akan melihat apakah AIIB memenuhi standar internasional, termasuk dalam transparansi pengelolaan.
Anggota-anggota baru akan diterima secara resmi selambatnya awal tahun depan.
China menanamkan modal terbesar di bank itu dan secara efektif adalah satu-satunya negara yang memiliki hak veto atas keputusan-keputusan penting, seperti penambahan modal.
Penambahan jumlah anggota AIIB mungkin akan semakin meningkatkan kehadiran China di dalam masyarakat internasional.
Anggota baru tersebut termasuk Kanada yang merupakan anggota G7, diberitakan mendaftar untuk bergabung ke AIIB.
Sebagai informasi, Bank AIIB didirikan China tahun lalu untuk membantu membangun infrastruktur di Asia. Inggris dan sejumlah negara berkembang Asia adalah di antara 57 anggota AIIB yang sekarang.
Tetapi Jepang dan AS tidak menjadi anggota. Mereka menunggu untuk melihat apakah AIIB memenuhi standar internasional, termasuk dalam transparansi pengelolaan.
Jumlah anggota yang lebih banyak ini mungkin melampaui ADB, yang beranggotakan 67 negara dan wilayah.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga meminta China untuk membangun kantor pusat Infrastruktur Asia Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) di Indonesia. Permintaan tersebut dia sampaikan saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden China, Xi Jinping, Jumat (2/9/2016).
Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri mengatakan, permintaan tersebut dilakukan karena saat ini banyak infrastruktur di Indonesia yang didanai dengan dana AIIB.
"Ada satu proyek yang dinamakan Urban Slum Development Project. Ini juga dibahas oleh kedua presiden, itu mendapat pendanaan dari AIIB," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin Jumat (2/9/2016).
Retno mengatakan, permintaan tersebut disetujui Presiden Xi Jinping. Tapi, presiden China tersebut belum memberi kepastian kapan pembangunan tersebut akan dilakukan.
Sebagai catatan saja, AIIB merupakan bank simpan pinjam yang dibentuk China. Bank ini dibentuk sebagai sumber pendanaan negara yang membutuhkan modal untuk pembangunan. Indonesia merupakan salah satu anggota bank tersebut.
Indonesia pada tahun 2015 lalu ikut menyetor modal sebesar US$ 672,1 juta. Dengan upaya itu, pemerintah berharap bisa mendapat pembiayaan lebih besar dari modal disetor dari bank tersebut.
Sumber: NHK/Konta