Pastikan Pasokan Tembaku Petani, HM Sampoerna Tbk Terapkan Sistem Produksi Terpadu
“Melalui program ini, Sampoerna bisa mendapatkan jaminan pasokan tembakau yang sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang diinginkan"
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Demi memastikan pasokan tembakau produksi petani, pabrikan rokok PT HM Sampoerna Tbk melalui mitra pemasoknya menerapkan Sistem Produksi Terpadu.
Sistem produksi pertanian berkesinambungan di sektor tembakau dan cengkeh ini diyakini membantu petani memiliki daya saing tinggi sekaligus mensejahterakan mereka.
HM Sampoerna melalui para pemasoknya memperkenalkan dan menerapkan sistem produksi tembakau yang produktif, berdaya saing, efisien, melalui program efisiensi pengeringan, penggunaan biomassa alternatif, program reforestasi serta penanaman bambu yang berkesinambungan, serta program daur ulang CPA.
Melalui sistem ini petani mendapatkan pendampingan pertanian, akses permodalan, sarana dan prasarana pertanian, serta jaminan akses pasar.
Sampai saat ini, melalui pemasoknya, Sampoerna sudah memperkenalkan sistem ini kepada 27.000 petani tembakau yang tersebar di sejumlah daerah seperti Rembang, Lombok, Wonogiri, Malang, Jember, Blitar, dan Lumajang.
Menurut IS Purwoto, petani tembakau asal Rembang, Sistem Produksi Terpadu membantunya meningkatkan kualitas tanaman tembakau, karena ada pendampingan dan edukasi saat bercocok tanam.
Hal ini terasa pada saat waktu panen, dimana ada jaminan dari sisi pembelian, karena ketika kualitas tembakau baik maka tembakau saya terbeli semua.
Presiden Direktur Sampoerna Paul Janelle dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribun, Rabu (12/10/2016) mengatakan, program kemitraan ini didasari prinsip saling menguntungkan.
“Melalui program ini, Sampoerna bisa mendapatkan jaminan pasokan tembakau yang sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang diinginkan. Sementara, para petani juga memperoleh jaminan bahwa tembakau yang mereka tanam akan diserap seluruhnya dan dibayarkan dengan harga yang disepakati," katanya.
Dia berharap program ini mendapat dukungan kementerian terkait agar kesejahteraan petani tembakau terus meningkat dan meningkatkan pasokan tembakau dalam negeri untuk kebutuhan industri.
Indonesia saat ini menjadi negara penghasil tembakau terbesar kelima di dunia. Data Kementerian Pertanian, selama lima tahun terakhir rata-rata produksi tembakau selalu di bawah 200.000 ton per tahun. Sementara, permintaan tembakau berkisar 320.000 ton per tahun.
“Sistem Produksi Terpadu mendorong integrasi petani mitra program ke dalam rantai pasar regional dan global untuk meningkatkan daya saing,” ujar Paul.
HM Sampoerna saat ini mengekspor produk hasil tembakaunya ke-43 negara tujuan ekspor, termasuk negara-negara di Asia Pasifik dan Eropa.