Pusat Perbelanjaan Harus Mampu Berperan dalam Pengembangan UMKM
Kehadiran pusat perbelanjaan yang menampung Usaha Mikro Kecil Menengah membuka peluang kaum hawa terlibat seorang pengusaha
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kehadiran pusat perbelanjaan mampu menjadi wadah yang penting bagi pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Uniknya, bukan hanya kaum Adam saja yang bisa memanfaatkan, namun kaum hawa juga bisa terlibat dalam usaha UMKM.
"Pelaku UMKM di Thamrin City umumnya perempuan. Mereka banyak yang berlatar belakang karyawati sebelumnya," kata Ho Mely Surjani, AVP Marketing Trade TM Agung Podomoro yang membawahi TM Thamrin City di Jakarta, Sabtu (15/10/2016).
Dikatakan Mely, pedagang merupakan mitra yang sangat penting yang harus dibina dan sehingga pihaknya menghadirkan berbagai promosi dan mendatangkan disainer kondang untuk konsultasi.
"Awalnya mereka coba-coba, akhirnya memilih berjualan di sini daripada menjadi karyawati," ujarnya.
Salah satunya Dewi Yuniarti yang sudah bergabung di TM Thamrin City sejak 2010.
Ia memilih resign dari perusahaannya untuk fokus pada fashion modern yaitu menjual brokat yang umumnya digunakan untuk acara acara resmi seperti pernikahan, di zona Ladies Market.
"Awalnya dia hanya memiliki 1 kios, saat ini sudah memiliki empat butik dan berencana menambah satu butik dalam waktu dekat," kata Dewi yang memiliki 15 karyawan ini.
Pelanggan Noni tidak hanya berasal dari wilayah Jakarta dan sekitarnya, melainkan pula berasal dari Makassar, Kendari, Medan, Pekanbaru, Lampung, bahkan dari Malaysia, India, serta Arab Saudi.
Cerita sukses yang sama juga dialami mantan karyawati kontraktor, Mutia Febrianti.
Mutia pemilik MF Collection di lantai D1 TM Thamrin City. Ia mengaku memiliki tiga kios yang fokus ke busana muslim dan kerudung.
“Sebagai perempuan saya punya taste untuk memilih mode. Saya disain dan produksi sendiri, dengan pabrik yang berlokasi di Tangerang,” katanya.
Dia mengungkapkan ide berasal dari internet, ikut acara pagelaran busana muslim, dan designer ternama.
Pembelinya berasal dari Samarinda, Balikpapan, Sorong yang sebagian besar dijual lagi di daerahnya, juga Malaysia dan Singapura.
Kunci sukses, menurut dia, bisa diraih dengan fokus di satu bidang, usaha sendiri dan tidak ikut orang.
“Jadilah entrepreneur diri sendiri baru entepreneur orang lain,” ujarnya.
Thamrin City menjadi tempat berkumpulnya para pengrajin dan pedagang batik dari seluruh Nusantara, seperti dari Jogjakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Madura, Lasem, Jawa Barat, Batavia bahkan dari Papua.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.