Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sri Mulyani Siapkan Lima Jurus Fiskal untuk Genjot Ekonomi yang Lesu

"Saya sedang menganalisis agar dana repatriasi menjadi sumber pembiayaan pembangunan"

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Sri Mulyani Siapkan Lima Jurus Fiskal untuk Genjot Ekonomi yang Lesu
Tribunnews.com/Adiatmaputra Fajar
Sri Mulyani Indrawati 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kementerian Keuangan (Kemkeu) telah menyiapkan lima strategi fiskal untuk mendorong ekonomi Tanah Air. Strategi ini diharapkan menjadi respon dari masih lemahnya perekonomian, walau pelonggaran moneter telah dilakukan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, lima langkah untuk merespon pelemahan ekonomi adalah, pertama, mendorong dana repatriasi amnesti pajak memberikan dampak signifikan ke kegiatan perekonomian.

"Saya sedang menganalisis agar dana repatriasi menjadi sumber pembiayaan pembangunan," ujarnya, Senin (24/10).

Kedua, memantau kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapatkan dana Penyertaan Modal Negara (PMN).

Sebab, dana PMN seharusnya bisa meningkatkan leverage perusahaan dan memberikan dampak terhadap kegiatan perekonomian.

Ketiga, Sri akan meninjau kembali pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk kalangan Usaha Kecil Menengah (UKM). Ia ingin memastikan KUR sudah sesuai tujuan yaitu mendorong perekonomian.

Keempat, kebijakan fiskal juga akan dipakai untuk memangkas kesenjangan perekonomian antar daerah.

Berita Rekomendasi

Sebab di era harga komoditas yang rendah, beberapa daerah yang bergantung dengan usaha di bidang komoditas mengalami pelambatan ekonomi.

Dan kelima, pemerintah akan mengandalkan penyerapan anggaran belanja kementerian dan lembaga agar menjadi stimulus perekonomian.

Tahun ini, Sri yakin, penyerapan anggaran belanja kementerian dan lembaga bisa mencapai 95%-100%.

Penerimaan pajak Terobosan fiskal memang perlu dilakukan agar ekonomi bisa bergeliat lagi.

Pemerintah sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan ada di kisaran 5%-5,1%, lebih rendah dari target Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 yang sebesar 5,3%.

Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dalam laporannya mengatakan, belanja publik yang efisien merupakan kunci agar ekonomi Indonesia lebih kuat.

OECD menilai perkembangan perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun terakhir cukup baik. Namun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas