Gara-gara Samsung Galaxy Note 7, Pertumbuhan Ekonomi Korsel Melambat
Penarikan produk ponsel pintar Samsung Galaxy Note 7 secara besar-besaran menyebabkan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Penarikan produk ponsel pintar Samsung Galaxy Note 7 secara besar-besaran menyebabkan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada kuartal III 2016 mengalami perlambatan.
Bahkan, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan pertumbuhan terlambat dalam lebih dari setahun terakhir.
Mengutip Channel News Asia, Rabu (26/10/2016), pertumbuhan ekonomi Korsel mencapai 2,7 persen pada kuartal III 2016. Menurut bank sentral Bank of Korea (BoK), ini merupakan capaian terendah sejak kuartal II 2015 lalu.
“Pertumbuhan di sektor manufaktur melambat sejalan dengan terganggunya produksi Samsung Galaxy Note 7 dan aksi pemogokan di Hyundai Motor yang memukul produksi, konsumsi, dan ekspor industri otomotif dan ponsel pintar secara keseluruhan,” ungkap Chung Kyu-il, direktur BoK.
Chung mengungkapkan, kerugian yang terkait dengan Galaxy Note 7 akan memberikan dampak lanjutan pada pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2016 pula. BoK mengestimasikan outlook pertumbuhan ekonomi mencapai 2,7 persen pada tahun 2016.
Samsung adalah produsen smartphone terbesar di dunia dan perusahaan Korea Selatan terbesar yang menyumbang 17 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Korea Selatan.
Beberapa waktu lalu, Samsung mengumumkan penarikan 2,5 juta unit Galaxy Note 7 setelah ada beberapa laporan ponsel tersebut terbakar.
Pemogokan
Sementara itu, puluhan ribu pekerja Hyundai, produsen mobil terkemuka Korsel, mengadakan pemogokan penuh maupun parsial selama beberapa pekan pada periode Juli sampai Oktober 2016. Para pekerja tersebut menuntut kenaikan upah.
Korsel sendiri tengah berupaya mempertahankan perekonomiannya sejalan dengan perlambatan ekonomi global. Bank sentral pun mempertahankan suku bunga acuan pada rekor terendah untuk menggenjot belanja domestik.
Pada awal bulan Oktober 2016, BoK memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2017 menjadi 2,8 persen dari sebelumnya 2,9 persen. Proyeksi ini sudah mempertimbangkan dampak potensial krisis akibat proses penarikan produk ponsel Samsung.
Pada tahun 2015 lalu, pertumbuhan ekonomi Korsel mencapai 2,6 persen. Ini merupakan yang terendah sejak tahun 2012.(Sakina Rakhma Diah Setiawan)