Pertamina EP Subang Field Andalkan Rumah Inspirasi dalam Kampung Eco Green
Pertamina EP Subang Field mempertahankan komitmen untuk menjaga lingkungan di sekitar wilayah operasi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertamina EP Subang Field, salah satu lapangan migas di Jawa Barat yang dikelola PT Pertamina EP, mempertahankan komitmen untuk menjaga lingkungan di sekitar wilayah operasi.
Salah satunya yaitu menjalankan program pemberdayaan masyarakat (corporate social responsibility/CSR) dengan konsep Kampung Eco Green.
Salah satu program CSR unggulan Pertamina EP Subang adalah Rumah Inspirasi Subang di Kelurahan Dangdeur, Kabupaten Subang.
Menurut Armand Mel Hukom, Pertamina EP Subang Field Manager, Rumah Inspirasi Subang adalah program yang berbasis kemasyarakatan dan diharapkan mampu menjawab salah satu permasalahan di Kabupaten Subang, yaitu masalah penanganan sampah.
Apalagi kehadiran BROERI (Bank Roentah inpirasi) yang merupakan salah satu program Rumah Inspirasi, mendapatkan sambutan yang luar biasa, baik dari masyarakat serta Muspida Kabupaten Subang.
“Keberadaan Rumah Inspirasi Subang diharapkan bisa mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Nanti yang mengolah dan mendapat keuntungan dari Rumah Inspirasi Subang adalah masyarakat sekitar sendiri,” ujar Armand dalam keterangan tertulis, Minggu (6/11/2016).
Armand menjelaskan Rumah Inspirasi Subang terdiri atas sejumlah fasilitas seperti bank sampah, perpustakaan mini, dan lainnya.
Bank sampah tersebut memilah sampah yang akan dipasarkan (recyle) dan nantinya menghasilkan keuntungan yang dinikmati oleh masyarakat. Pasalnya, BROERI menerapkan buku tabungan bank sampah bagi anggotanya.
“Untuk perpustakaan, Rumah Inspirasi berupaya mengedukasi masyarakat, termasuk pelatihan Bahasa Inggris,” katanya.
Muhammad Baron, Manajer Humas Pertamina EP, mengatakan program CSR Pertamina EP Field Subang tetap konsisten dari tahun sebelumnya, yaitu fokus utama berupa penanganan limbah, mulai dari pertanian, peternakan, dan rumah tangga.
Hal ini pada gilirannya berdampak pada penurunan emisi akibat pembakaran jerami dan peningkatan ekonomi dengan pemanfaatan sampah rumah tangga.
“Kami berharap program ini bisa terus diterima dan bermanfaat bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi kami,” ujarnya.
Armand Mel Hukom menjelaskan dalam implementasi program pemberdayaan masyarakat sekitar operasi Pertamina EP Field Subang, pihaknya memadukan antara program CSR dan upaya peningkatan produksi migas.
Hingga Oktober 2016, tingkat produksi minyak Subang field mencapai 1.173 Barel Per Hari (BOPD), atau sebesar 97,3 persen dari RKAP sebesar 1.202 BOPD.
Sementara produksi gas mencapai 235,33 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD) atau sebesar 101,9 persen di atas target RKAP sebesar 230,849 MMSCFD.
“Selain Rumah Inspirasi Subang, konsep Kampung Eco Green juga memayungi beberapa program CSR perusahaan yang berada di Kabupaten Subang dan Karawang seperti Jauhari PKBM Assolahiyah di Desa Pasirjaya, Ternak Domba Terpadu di Desa Pasirukem, Budidaya Jamur Merang di Desa Sukamulya, dan Hutan Kotan Ranggawulung,” ujar Armand.
Jauhari PKBM Assolahiyah adalah lembaga diklat nonformal dengan kegiatan utama melatih dan menggali potensi masyarakat untuk berwirausaha dan membantu masyarakat yang kurang beruntung untuk dapat melanjutkan pendidikan formal.
Kegiatan Assolahiyah di antaranya kelompok usaha terasi, pelatihan menjahit, dan pendidikan kesetaraan dengan tujuan utama mengatasi pengangguran yang masih menjadi masalah cukup serius di Cilamaya Kulon dan sekitarnya di Kabupaten Karawang.
“Selain Assolahiyah, budidaya jamur juga mengubah kebiasaan warga Desa Sukamulya yang sebelumnnya membakar jerami, sekarang untuk media tanam jamur. Jerami yang digunakan 7.200 ton/tahun dan mampu mengurangi emisi CO2,” katanya.
Armand menyebutkan, program CSR lain yang dilakukan perusahaan adalah ternak domba terpadu yang sukses meningkatkan pendapatan masyarakat dalam beternak rata-rata 64 persen.
Program tersebut menghasilkan burger pakan berupa jerami yang difermentasi untuk menjadi pakan yang dapat disimpan selama enam bulan di bank pakan kelompok.
“Inovasi ini terbukti menghemat biaya pakan ternak domba 50 persen dibandingkan dengan konvensional,” katanya.
Risna Risnawaty, pengamat CSR dari Univerasitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, menilai program CSR sudah seharusnya mengadopsi target dan tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs).
Pelaksanaan CSR oleh Pertamina EP Field Subang dapat dijadikan contoh pelaksanaan CSR yang ideal bagi pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar.
Hal ini dapat dilihat dari bagaimana sebuah program dibangun lewat social mapping, untuk mengetahui potensi dan kebutuhan masyarakat.
“Program CSR merupakan upaya untuk menjawab tantangan-tantangan prioritas yaitu pengurangan kemiskinan dan kelaparan, peningkatan kesehatan dan pendidikan, pemberdayaan, serta perubahan iklim dan lingkungan,” ujar Risna yang juga Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial Unpad.
Menurut Risna, kebijakan CSR Pertamina EP Field Subang melalui Konsep Kampung Eco Green, selaras dengan tujuan dari SDGs.
Setidaknya terdapat empat langkah besar yang dilakukan sekaligus melalui program CSR tersebut, antara lain program yang membantu masyarakat agar terlepas dari masalah pengangguran; program dirancang agar masyarakat mampu mengembangkan potensi dan dapat bersaing secara global; program berkontribusi dalam menyelesaikan masalah kekurangan pangan; program sensitif terhadap masalah lingkungan yaitu sampah.