Pengamat: Indonesia Masih Butuh Stimulus Baru untuk Dorong Roda Ekonomi
"Lingkungan bisnis dan kondisi eksternal pada 2017 mungkin tidak banyak berbeda dengan 2016"
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diminta mengeluarkan serangkaian kebijakan di sektor moneter dan fiskal guna mendorong roda perekonomian pada tahun depan lebih baik.
Kepala Ekonom PT Bank CIMB Niaga Adrian Panggabean mengatakan, kondisi perekonomian pada 2016 belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dilihat masih rendahnya perdagangan internasional, rendahnya inflasi inti dan rendahnya volume kredit.
"Lingkungan bisnis dan kondisi eksternal pada 2017 mungkin tidak banyak berbeda dengan 2016, dimana keseimbangan risiko ekonomi akan lebih berat ke arah risiko pertumbuhan yang rendah," tutur Adrian di Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Menurutnya, pelaku ekonomi ataupun pelaku pasar berharap adanya kebijakan baru yang dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi 2017, dimana sisi moneter pasar berharap akan berlanjutnya kebijakan akomodatif.
"Di sisi fiskal pasar berharap akan adanya stimulus berupa penurunan tarif pajak, penajaman sisi pengeluaran, dan meningkatnya tax ratio, untuk menurunkan risiko fiskal," ujarnya.
Apabila katalis perekonomian tersebut hadir, kata Adrian, maka perekonomian Indonesia akan mulai bergerak di paruh kedua 2017 sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan akan mampu mencapai angka 5,1 persen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.