Kemenangan Donald Trump Dongkrak Harga Kue di Indonesia
Hal tersebut sangat berdampak terhadap pengusaha yang masih bergantung pada impor bahan baku dari Amerika Serikat.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat Donal Trump terpilih jadi Presiden ke 45, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah sampai di level Rp 13.800.
Hal tersebut sangat berdampak terhadap pengusaha yang masih bergantung pada impor bahan baku dari Amerika Serikat.
PT Interflour Indonesia sebagai produsen tepung terigu dan gandum, mengaku terbebani dengan harga bahan baku pembuat kue. Hal tersebut terjadi akibat kurs mata uang dollar AS naik sekarang ini.
"Cukup besar mempengaruhi. Sekarang yang terlihat langsung, kursnya langsung loncat saat Trump terpilih," ujar Senior Marketing Manager Interflour Indonesia Dhanny Widjaja, Minggu (13/11/2016).
Dhanny memaparkan jika harga gandum tetap, namun kurs melemah akan menjadi pukulan telak bagi pengusaha tepung ke depannya. Karena harga bahan baku menjadi mahal.
"Sekarang kan 8 persen (tambahan biaya operasional). Semoga tidak ada apa-apa. Karena bahan baku kita dari impor," kata Dhanny.
Dhanny menambahkan selama ini impor tepung tidak kena bea masuk. Namun saat ini Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan akan membuat regulasi baru terkait tambahan bea impor, kurang lebih 15 persen.
Dhanny mengaku tambahan bea masuk bahan impor tidak sangat berdampak pada biaya produksi industri kue ke depannya. Karena Interflour Indonesia juga memasok bahan baku juga dari Australia yang kursnya lebih rendah.
"Bagi kami tidak terlalu berasa ya. mungkin Bogasari yang terasa. 40 persen kira-kira dari Australia, 30 persen dari AS, dan sisanya dari tempat lain," papar Dhanny.