Soal Roti Selera Asia dan Eropa Berbeda, Ini yang Dilakukan Bungasari
Bungasari mengeluarkan produk terbaru mereka, yakni Kabuki Gold. Tepung ini disebut-sebut diperuntukkan untuk roti Jepang
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menurut survei yang didapat Bungasari, Budi mengatakan, masyarakat di Asia khususnya, berbeda dengan masyarakat di Eropa dalam urusan memilih roti.
"Di Asia cenderung mereka lebih suka roti dengan tekstur yang sangat lembut seperti roti-roti Jepang. Sementara di Eropa atau Amerika mereka lebih suka roti yang sedikit lebih keras," kata Direktur Sales and Marketing PT Bungasari Flour Mills Indonesia, Budianto Wijaya dalam keterangan persnya.
Karenanya, Bungasari mengeluarkan produk terbaru mereka, yakni Kabuki Gold. Tepung ini disebut-sebut diperuntukkan untuk roti Jepang dengan tekstur yang sangat lembut.
Produk terbaru perusahaan tepung yang telah beroperasi sejak 2014 ini menurutnya terletak pada kualitas bahan dan cara pengolahannya. Kabuki Gold memiliki kadar abu yang rendah hingga membuat tepung ini berwarna sangat putih. Jadi saat diolah juga akan menghasilkan roti yang putih dan cerah.
Kemudian dengan teknologi tinggi, pengolahan tepung ini membuatnya memiliki tingkat granulasi yang halus. Sehingga tekstur tepung juga menurut Budi menjadi sangat halus. Hasilnya, Budi menjelaskan akan membuat roti lembut lebih lama.
Dengan granulasi yang halus tersebut, Budi menambahkan, Kabuki Gold memiliki kadar penyerapan air yang tinggi. Sehingga dapat menghasilkan roti dengan jumlah lebih banyak dibandingkan tepung lainnya.
"Tepung ini juga diolah dari gandum kualitas terbaik dengan gluten tinggi jadi hasil rotinya lebih moist, lembut dan mengembang maksimal serta berwarna cerah," katanya.
Namun Kabuki Gold baru tersedia dalam kemasan 25 kilogram. Untuk ibu rumah tangga atau pembuat roti rumahan yang ingin menjajal Kabuki Gold dapat membelinya secara eceran di Toko Bahan Kue (TBK).
Manager Research dan Development Bungasari, Agus Sutriyono, menambahkan Kabuki Gold juga diproduksi dari inti gandum. Selain itu dalam prosesnya, inti gandum ini diekstrak dengan sangat perlahan. "Ekstrak perlahan ini membuat kandungan protein dalam tepung tak gampang rusak," ujarnya