Hindari Pestisida, Asian Agri Gunakan Burung Hantu dan Bunga Kembang Sepatu untuk Berantas Hama
Sejak beberapa tahun terakhir, Asian Agri beralih menggunakan cara-cara alami untuk mengendalikan hama.
TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN KERINCI - Kelestarian lingkungan dan keseimbangan dalam pengelolaan kebun kelapa sawit menjadi fokus Asian Agri dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Sebagai salah satu perusahaan industri sawit terbesar di Indonesia, Asian Agri menyadari pentingnya alam dan lingkungan dan perkebunan yang sehat dan produktif.
"Ranah bisnis Asian Agri tidak terlepas dari interaksi kami dengan alam. Di tanah inilah tertanam benih-benih sawit terbaik kami yang lalu tumbuh subur dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Karena itu kami harus terus berkomitmen untuk bertanggung jawab menjaga alam agar tetap berada pada kondisi terbaiknya," kata Freddy Widjaya, Direktur PT Asian Agri.
Berbagai usaha kemudian dilakukan Asian Agri untuk memastikan kegiatan operasional perusahaannya tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Salah satunya dengan menghindari penggunaan bahan kimia dalam pengendalian hama.
Sejak beberapa tahun terakhir, Asian Agri beralih menggunakan cara-cara alami untuk mengendalikan hama. Misalnya untuk mengatasi hama tikus, Asian Agri menggunakan burung hantu.
"Sebagai predator alam, burung hantu adalah pemburu tikus paling dan andal. Dalam waktu satu malam, satu ekor burung hantu dapat memangsa empat ekor tikus," kata Marpituah Saragih, Group Manager Kebun Buatan Asian Agri di kebun ini milik perusahaan kelapa sawit itu di Pangakalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa (15/11/2016).
Asian Agri pun kemudian membangun banyak kandang burung hantu di kebun-kebun kelapa sawit milik mereka. Untuk satu hektar kebun, mereka membangun satu kandang burung hantu.
Selain burung hantu untuk mengendalikan hama tikus, Asian Agri juga menggunakan bunga kembang sepatu untuk mengendalikan hama ulat. Bunga kembang sepatu ditanam di antara pohon-pohon sawit untuk mengalihkan perhatian ulat yang sering menyerang daun sawit.
Freddy Widjaya mengatakan, selain menghindari penggunaan bahan kimia dalam pengendalian hama, Asian Agri juga menggunakan pupuk organik, dan berkomitmen untuk tidak melakukan pembakaran dalam hal pembukaan lahan ataupun saat melakukan replanting.
Berbagai usaha yang dilakukan perusaahaan kelapa sawit milik pengusaha Sukanto Tanoto itu berbuah sertifikasi penghargaan RSPO, ISCC, dan ISPO yang mengukuhkan Asian Agri sebagai perusahaan sawit yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan.