Ekspor Kelapa Sawit Sumbang Devisa Rp 250 Trilun
“Bayangkan saja, ada sekitar 2 juta orang yang punya sawit belum tenaga kerjanya."
Editor: Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, minyak sawit merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar di Indonesia dengan nilai Rp 250 triliun setiap tahunnya.
Mentan berpesan agar pengusaha meningkatkan produktivitas petani plasma kelapa sawit. Dia juga berharap, pengusaha segera mengikuti Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO), kebijakan yang diambil Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia.
“Kami juga mengharapkan segera dilakukan konversi dari crude palm oil (CPO) menjadi biodiesel 20 (B20), kurang lebih sampai akhir tahun mencapai 2,8 - 3 juta,” katanya di acara dinner 12th IPOC (Indonesian Palm Oil Conference) and 2017 Price Outlook di The Westin Resort Nusa Dua, Bali.
Amran berharap ke depannya B20 bisa ditingkatkan menjadi B30, dan mengoptimalkan penggunaanya di dalam negeri. Agar ke depannya Indonesia tidak lagu bergantung dari hasil impor.
“Kami tampung semua permasalahan dari rekan - rekan Gapki, semoga ada solusi terbaik dari pemerintah. Kami mendukung dan mensupport petani, dan perusahaan sawit, karena sangat berkontribusi pada negara dalam sumbangan devisa,” kata dia.
Selain menyumbang devisa, industri kelapa sawit merupakan satu diantara tulang punggung perekonomian negara dalam penyediaan lapangan kerja.
“Bayangkan saja, ada sekitar 2 juta orang yang punya sawit belum tenaga kerjanya. Kalau dikalikan dengan tenaga kerja bisa 10 juta, ini baru petani plasma belum yang lainnya,” katanya.
Pihaknya juga menaruh perhatian terhadap replanting tanaman kelapa sawit. Mentan menyampaikan peningkatkan produktifitas kebun rakyat menjadi prioritas, dan dukungan dana BPDP (CPO fund) perlu diperbesar porsinya untuk percepatan replanting.
“Mengenai replanting petani, kami akan programkan. Bahkan kami ada program integrasi sapi dengan sawit, dan jagung dengan sawit,” kata Amran.
Pengembangan integrasi jagung - sawit ini, kata dia, pada umur tanaman sawit di bawah 4 tahun. Pada 2016, ditargetkan seluas 724 ribu hektare (Ha) jagung di lahan sawit dan hutan.
Selain itu petani jagung juga bermitra dengan GPMT/industri pakan ternak.
“Ada jagung gratis dan pupuk satu paket dari pemerintah untuk 1 juta Ha untuk seluruh Indonesia pada 2017. Replanting ini kami programkan, dan ada dana yang akan dipergunakan,” sebutnya.
Integrasi ini diprioritaskan di lahan pertanian, setelah itu baru ke lahan milik perusahaan swasta jika ada.
“Ya daripada impor jagung, jauh lebih baik kalau produksi sendiri. Sekarang impor jagung sudah turun 60 persen. Ini baru setahun. Masalahnya kita ini kan langganan impor, padahal tanah subur. Kalau terjadi integrasi ini, kami akan menyerapnya dengan menyiapkan Bulog untuk membeli hasilnya seharga Rp 3.150 per kg,” ujar dia.
12th IPOC (Indonesian Palm Oil Conference) and 2017 Price Outlook di The Westin Resort Nusa Dua Bali, digelar tiga hari mulai 23-25 November 2016.
Acara ini diselenggarakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).